Kamis, 30 Desember 2010

065 Mengapa saya ingin menjadi pengusaha?

(Evan Nugraha)

Saya ingin menjadi pengusaha muda. Mengapa saya ingin menjadi pengusaha? Karena saya ingin mengikuti jejak Nabi Muhammad saw yang sejak usia 12 tahun sudah mulai berdagang (atau bisa disebut sebagai pengusaha). Bukankah kita hidup dianjurkan untuk mengikuti pedoman hidup Nabi Muhammad saw? Saya ingin menjadi pengusaha karena saya ingin membahagiakan orang tua dan orang-orang di sekitar saya. Dan saya memiliki mimpi untuk membangun panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu dan juga anak-anak jalanan, karena dengan begitu kita bisa membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah pekerjaan anak di bawah umur. Saya mempunyai misi untuk membuat dan mencetak pengusaha-pengusaha baru agar Indonesia tidak lagi mempunyai pengangguran. Kemudian, setelah tidak ada lagi pengangguran, misi saya selanjutnya adalah mengajak seluruh orang di Indonesia menjadi pengusaha. Mungkin anda bertanya, jika semua orang di Indonesia menjadi pengusaha, maka siapa yang menjadi karyawan? Saya jawab, dengan cara meng-impor TKA (Tenaga Kerja Asing), tidak ada lagi ekspor TKI. Lagipula, dengan menjadi pengusaha kita bisa bersedekah lebih banyak daripada menjadi karyawan, mengapa? Karena karyawan itu gajinya pasti dan tetap. Sedangkan menjadi pengusaha, pendapatannya tidak pasti, dan jarang sekali pendapatan pengusaha itu lebih kecil dari karyawan. Seperti Bill Gates, lebih dari setengah pendapatannya digunakan untuk yayasan yang didirikannya (itu termasuk sedekah lho). Begitu banyak pengusaha yang mampu membiayai pembangunan-pembangunan untuk masyarakat, misalnya seperti tempat-tempat pendidikan, mushalla, masjid, panti asuhan, panti jompo, dan sebagainya. Coba lihat, pasti banyak sekali pahala yang didapat oleh para pengusaha, itu salah satu manfaat positifnya. Manfaat positif yang lainnya adalah mempunyai banyak hubungan silaturrahmi, mempunyai nama baik, waktu untuk bersama keluarga lebih banyak (karena usaha sudah dijalankan oleh karyawan), bisa memberangkatkan orang tua untuk berhaji, membantu orang-orang terdekat dan di sekitarnya yang ingin melakukan umrah, dan banyak lagi yang lainnya. Manfaat positif itulah yang ingin saya lakukan dan dapatkan. Tetapi hati-hati, banyak juga pengusaha yang berada di jalan yang salah, misalnya seperti membangun usaha diskotik, membangun usaha penjualan narkoba, dan lain-lain yang dapat merugikan orang lain, dan mereka hanya mementingkan uang. Uang itu bukan segalanya, tetapi gunakanlah uang tersebut untuk berjihad di jalan Allah swt. Tetapi bukan berarti juga kita tidak berhak menggunakannya untuk kepentingan kita. Seperti Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya yang menggunakan rezeki mereka untuk kepentingan dakwah, untuk kepentingan pemerintahan (pada zaman Nabi Muhammad saw), atau bersedekah. Mungkin jika anda membaca tentang kehidupan Nabi Muhammad dan para sahabatnya, mungkin anda akan terkejut dan terkagum-kagum berapa banyak rezeki yang mereka gunakan di jalan Allah swt. Meskipun kita menjadi pengusaha, kita harus selalu berpegang teguh pada pedoman hidup Nabi Muhammad saw, yang selalu melakukan sesuatu dengan cara yang baik. Saya belajar cara Nabi Muhammad saw dari buku-buku karya Ippho Santosa, yaitu di antaranya buku yang berjudul “Muhammad Sebagai Pedagang” dan “7 Keajaiban Rejeki”. Didalam buku tersebut banyak sekali bagaimana dan apa yang harus kita jaga dan kita lakukan ketika menjadi pengusaha. Saya mengagungkan orang yang menjadi pengusaha, asalkan tetap di jalan yang benar. Maka dari itu, marilah kita menjadi pengusaha, karena manfaat yang kita akan dapatkan tidak terbatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar