Kamis, 22 September 2011

Modul 2: Mengenal Allah (Ma'rifatullah)

1.1 Urgensi Ma’rifatullah
Ma'rifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun ma'riaftullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan-jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah SWT.

Menurut Ibn Al Qayyim : Ma'rifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul ma'rifah (orang-orang yang mengenali Allah) adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya”.

Rasulullah SAW merupakan figur teladan dalam ma'rifatullah, beliau adalah orang yang paling utama dalam mengenali Allah SWT. Sabda Nabi,“Sayalah orang yang paling mengenal Allah dan yang paling takut kepada-Nya”. (HR Al Bukahriy dan Muslim).
Hadits tersebut merupakan bentuk sanggahan beliau terhadap pernyataan tiga orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan keinginan dan perasaannya sendiri.

Figur berikutnya, adalah para ulama yang senantiasa mengamalkan ilmunya. Allah SWT berfirman,
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَآبِّ وَاْلأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاؤُا إِنَّ اللهَ عَزِيزُُ غَفُورٌ.
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir (35) : 28).

Orang yang mengenali Allah akan selalu berusaha dan bekerja untuk mendapatkan ridha Allah, tidak untuk memuaskan nafsu dan keinginan syahwatnya. Melalui ma’rifatullah, manusia terdorong untuk mengenali para nabi dan rasul, untuk mempelajari cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah; para Nabi dan Rasul-lah orang-orang yang diakui sangat mengenal dan dekat dengan Allah.

Melalui ma'rifatullah manusia akan mengenali kehidupan di luar alam materi, seperti Malaikat, jin dan ruh. Mereka akan mengenali perjalanan hidupnya, bahkan akhir dari kehidupan ini menuju kepada kehidupan alam kubur dan kehidupan akherat.
Ma’rifatullah akan membuahkan rasa takut seorang hamba kepada Allah SWT, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita bisa mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Yang akan menenteramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana dalam hidup, mendapatkan rasa aman ketika orang-orang dirundung rasa takut dan akan berani menghadapi segala macam problema hidup.

1.2 Dalil-dalil yang Menunjukkan Eksistensi Allah
Ada empat dalil atau bukti yang menunjukkan adanya Allah :
1.2.1 Dalil Fitrah (Kecenderungan Bertauhid)
Sesungguhnya setiap makhluk telah diciptakan dalam keadaan beriman kepada Allah SWT dan fitrah, tidak akan menyimpang dari fitrahnya kecuali ada pengaruh dari luar yang mempengaruhinya. Sabda Rasulullah SAW,“Tidak lahir seorang anak kecuali atas fitrah, maka bapak ibunyalah yang membuat ia menjadi Nasrani atau Majusi atau Yahudi”

1.2.2 Dalil Akal
Sesungguhnya akal yang sehat akan mengatakan bahwa seluruh makhluk yang ada di alam ini pasti ada yang menciptakannya, sebab mustahil terjadi dengan sendirinya atau terjadi secara kebetulan

1.2.3 Dalil Syar’I (Naqli)
Diantara dalil-dalil syar’I (naqli) yang menunjukkan adanya Allah :
وَرَسُولاً إِلَى بَنِى إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُم بِئَايَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُم مِّنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللهِ وَأُبْرِئُ اْلأَكْمَهَ وَاْلأَبْرَصَ وَأُحْيِ الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللهِ وَأُنَبِّئُكُم بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَاتَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ.
Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):"Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mu'jizat) dari Rabbmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seijin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman". (QS. Ali Imran (3) :49)

1.3 Jalan untuk Ma’rifatullah
Ada dua jalan utama yang harus ditempuh oleh seorang Mukmin dalam rangka ma’rifatullah (mengenal Allah SWT).

1.3.1 Melalui ayat-ayat Qur’aniyyah

 Dia sebagai pencipta segala sesuatu
ذَالِكُمُ اللهُ رَبُّكُمْ خَالِقُ كُلِّ شَىْءٍ لآإِلَهَ إِلاَّ هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ.
Yang demikian itu adalah Allah, Rabbmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan (QS. Al-Mukmin (40) : 62)

 Yang memberi rizki
يَآأَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ لآإِلَهَ إِلاَّهُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ.
Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu.Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan dari bumi Tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (QS. Fathir (35): 3)

 Yang memiliki
للهِ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ وَإِن تُبْدُوا مَافِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللهُ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ.
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siap yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(QS. Al-Baqarah (2) : 284)

 Yang memberi manfaat dan bahaya
وَإِن يَمْسَسْكَ اللهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرُُ.
Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya selain Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. (QS. Al-An’am (6) : 17)

 Yang menghidupkan dan mematikan
اللهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ هَلْ مِن شُرَكَآئِكُم مَّن يَفْعَلُ مِن ذَلِكُم مِّن شَىْءٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ.
Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Ar-Rum (30) : 40)

1.3.2 Melalui ayat-ayat kauniyyah
Sesungguhnya banyak sekali fenomena -fenomena yang terdapat di jagat raya ini yang menunjukan kebesaran Allah SWT.

- Fenomena terjadinya alam
Diantara sesuatu yang wajib diterima akal adalah bahwa setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan. Begitu juga alam semesta ini, tentu ada yang menjadikannya
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَىْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ.
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri) (QS. Ath-Thuur (52) :35)

- Fenomena Kehendak yang tinggi
Kalau anda memperhatikan alam ini, anda akan menemukan bahwa alam ini sangat tersusun rapi. Hal ini menunjukan bahwa disana pasti ada kehendak agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan Bijaksana.

- Fenomena Kehidupan
Bila anda perhatikan makhluk yang hidup di muka bumi anda akan menemukan berbagai jenis dan bentuknya, serta berbagai macam cara hidup dan berkembang biak
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَطاَئِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلآَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم مَّافَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَىْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ.
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami apakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Rabblah mereka dihimpunkan. (QS. Al-An’am (6) :38)

Semua itu menunjukan bahwa di sana ada zat yang menciptakan membentuk, menentukan rizqinya dan meniupkan ruh kehidupan pada dirinya.
قُلْ سِيرُوا فِي اْلأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللهُ يُنشِئُ النَّشْأَةَ اْلأَخِرَةَ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ.
Katakanlah:"Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Ankabut (29) : 20)
Bagaimana pun pintarnya manusia tentu ia tidak akan dapat membuat makhluk yang hidup dari sesuatu yang belum ada. Allah SWT menantang manusia untuk membuat seekor lalat, jika mereka mampu.

يَآأَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لاَّيَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ.
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (QS. Al-Hajj (22) : 73)

- Fenomena petunjuk (hidayah) dan ilham :
Ketika kita mempelajari alam semesta ini kita akan melihat suatu petunjuk yang sempurna dari yang sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya. Bagaimana kita dapat memberikan argumentasi petunjuk ini ? Bagaimana ia dapat terwujud ? Bagaimana ia dapat tegak ?

Bayi ketika dilahirkan ia menangis dan mencari puting susu ibunya. Siapa yang mengajari bayi tersebut ?

Seekor ayam betina ketika mengerami telurnya ia membolak-balikkan telurnya, agar zat makanan yang terdapat pada telur tersebut rata, dengan demikian telur tersebut dapat menetas. Secara ilmiah akhirnya diketahui bahwa anak-anak ayam yang sedang diproses dalam telur itu mengalami pengendapan bahan makanan pada tubuhnya dibagian bawah. Jika telur tersebut tidak digerak-gerakkan niscaya zat makanan yang ada dalam tersebut tidak merata, dengan demikian ia tidak bisa menetas. Siapa yang mengajarkan ayam untuk berbuat demikian ?

Sungguh disitu terdapat jawaban yang diberikan akal, yaitu adanya Zat yang memberi hidayah (petunjuk).

Akal yang sehat akan berpendapat bahwa disana pasti ada yang memberi hidayah (petunjuk) dan Al Quran menerangkan bahwa zat yang memberi hidayah itu adalah Allah yang menciptakan lalu memberi hidayah.

قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَىْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى.
Musa berkata:"Rabb kami ialah (Rabb) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk". (QS. Thaahaa (20) :50)

- Fenomena pengabulan do’a
Kita sering mendengar seseorang yang ditimpa suatu musibah yang membuat hatinya hancur luluh, putus harapan, lalu ia berdoa menghadap Allah SWT. Tiba-tiba musibah itu hilang, kebahagiaan pun kembali dan datanglah kemudahan setelah kesusahan. Siapa yang mengabulkan doa ?

Sudah menjadi suatu yang logis bila seorang menghadapi bahaya pasti menghadap Allah SWT dan berdoa.
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلآ إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ اْلإِنسَانُ كَفُورًا.
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih. (QS. Al-Israa` (17) : 67)

Fenomena -fenomena yang menunjukan adanya Allah sangat banyak sekali. Barang siapa yang menginginkan tambahan hendaklah membaca alam yang maha luas ini, dan memperhatikan penciptaan langit dan bumi serta manusia, pasti akan menemukan dalil-dalil dan bukti yang jelas akan adanya Allah.

1.4 Kebersamaan Allah (Maiyyatullah) dalam Kehidupan Manusia
Yang dimaksud dengan Ma’iyatullah adalah Allah selalu bersama makhlukNya. Ma’iyatullah terbagi dua bagian :

1.4.1 Ma’iyah Umum
Ma’iyah umum artinya kebersamaan atau pengawasan Allah SWT terhadap seluruh makhlukNya, termasuk di dalamnya orang-orang kafir. Allah SWT berfirman,
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَايَلِجُ فِي اْلأَرْضِ وَمَايَخْرُجُ مِنْهَا وَمَايَنزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمَايَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَاكُنتُمْ وَاللهُ بِمَاتَعْمَلُونَ بَصِيرٌ.
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang ke luar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya.Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid (57) : 4)

1.4.2 Ma’iyah Khusus
Ma’iyyah khusus artinya dukungan dan pertolongan Allah. Dan ini khusus untuk diberikan kepada orang-orang beriman. Allah SWT berfirman,
إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللهُ إِذْأَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْهُمَا فِي الْغَارِ إِذْيَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَتَحْزَنْ إِنَّ اللهَ مَعَنَا فَأَنزَلَ اللهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ.
Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:"Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah (9) : 40)

Maiyyatullah (pengawasan dan kebersamaan Allah) dalam kehidupan manusia, akan memberikan pengaruh-pengaruh atau dampak yang positif. Maka hamba Allah SWT yang dalam kehidupannya masih saja sering melakukan berbagai macam kemaksiatan bisa diindikasikan, bahwa ia belum meyakini atau merasakan pengawasan Allah dalam kehidupannya.

Adapun di antara hikmah daripada ma’iyyatullah adalah :
1. Akan menimbulkan perasaan selalu diawasi Allah (Muroqobatullah)
وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَاتُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ . إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ . مَّايَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkanoleh hatinya, dan Kami lebih kepadanya daripada urat lehernya. (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.
(QS. Qaf (50) :16-18)

2. Membangkitkan sifat ihsan yaitu beribadah dan taat kepada Allah disetiap saat seakan melihatNya dan jika tidak mampu melihat-Nya maka Allah pasti melihatnya.
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ.
Hendaknya kamu beribadah kepada Allah seakan kamu melihat-Nya, dan apabila kamu tidak bisa melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Dia melihatmu. (HR.Bukhari dan Muslim)

3. Membangkitkan perasaan tabah dan sabar dalam berda’wah kepada agama Allah, serta keyakinan penuh bahwa Allah SWT selalu bersamanya.
يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ.
Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah (2) :153)

4. Teguh memegang kebenaran dengan suatu keyakinan bahwa Allah SWT akan menolongnya.
إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ اْلأَشْهَادُ.
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (QS. Al-Mukmin (40) : 51)

1.5 Tanda kekuasaan Allah dalam kehidupan manusia dan keberadaan alam
Dalam kehidupan manusia dan alam semesta, banyak sekali hasil ciptaan Allah SWT yang benar-benar membuktikan bahwasannya tidak ada satupun yang mampu melakukan penciptaan tersebut kecuali Allah Dzat Yang Maha Kuasa. Diantara tanda-tanda kekuasaan Allah itu adalah :

• Penciptaan manusia yang berpasangan.
وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ .
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. Ar-Ruum (30) : 11)

• Penciptaan langit, bumi, bahasa dan warna kulit.
وَمِنْ ءَايَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتْ لِّلْعَالَمِينَ.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (QS. Ar-Ruum (30) : 22)

• Adanya malam untuk beristirahat dan siang untuk mencari nafkah.
وَمِنْ ءَايَاتِهِ مَنَامُكُم بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَآؤُكُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. (QS. Ar-Ruum (30) : 23)

• Menurunkan hujan dari langit.
وَمِنْ ءَايَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَيُحْيِى بِهِ اْلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (QS. Ar-Ruum (30) : 24)

3 komentar:

  1. terima kasih untuk infonya ya akh...
    jazakillah....

    BalasHapus
  2. jaza kallaahu, izinkan untuk mempelajari dan mengajarkannya

    BalasHapus
  3. Subhanallah......ALLAHHU AKBAR

    BalasHapus