Kamis, 23 Desember 2010

098 Amar ma'ruf

(DIDIK HARIYANTO)


‘Amar ma'ruf’

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yg telah memberikan ni’mat iman dan Islam kepada kita. Aku bersaksi tiada Tuhan yg wajib disembah kecuali Allah. Tiada sekutu baginya. Dialah yg memiliki kerajaan langit dan bumi. Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad saw adl utusan Allah. Semoga selawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah saw keluarganya sahabatnya dan orang-orang yg mengikuti jalan hidupnya. Kaum Muslimin rahimakumullah!Iman kepada Rasulullah saw adl salah satu dari Rukun Iman. Tidak sah keimanan seseorang tanpa iman kepada Rasulullah saw. Iman kepada Rasulullah saw maksudnya kita mengimani bahwa Rasulullah saw adl seorang manusia biasa yg diutus oleh Allah SWT dan dilengkapi dgn wahyu utk sekalian manusia bahkan utk sekalian alam. Apa yg dibawanya berasal dari Allah dan bukanlah dari perkataan hawa nafsunya dan beliau tidaklah sesat dan bukan orang bodoh sebagaimana yg dituduhkan kaum musyrikin saat itu. Beliau adl makhluk Allah yg telah dipilih oleh Allah SWT dan beliau membawa wahyu dari Allah yg wajib kita beriman kepada segala apa yg beliau bawa. Mencintai Rasulullah saw Mencintai Rasulullah saw bukanlah hanya sekedar ucapan atau pengakuan. Telah banyak hadis-hadis Rasulullah saw yg menceritakan tentang orang-orang yg mengaku cinta kepada Rasulullah tetapi mereka tidak mau mengamalkan sunahnya. Sebagian orang-orang yg mengaku bahwa hatinya baik lalu tidak mengamalkan perintah-perintah Allah dan sunah-sunah Rasulullah. Sebagaimana kata ulama kita ketika orang ramai-ramai mengaku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya lalu Allah SWT menurunkan satu ayat yg dgn ayat itu sebagai batu ujian kebenaran orang yg mengakui itu. Allah SWT berfirman yg artinya “Katakanlah ‘Jika kamu mencintai Allah ikutilah aku niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Ayat ini merupakan bantahan yg sangat keras dan jelas sekali kepada orang-orang yg sudah mengaku mencintai Rasulullah tetapi tidak mau mengamalkan sunahnya. Untuk mengetahui cinta seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya adl dgn mengikuti sunah beliau saw. Sekarang ini banyak orang yg jika diperingatkan mengapa ia tidak salat maka ia mengatakan “Biarpun saya tidak salat yg penting hati saya baik” atau “Biar tidak pakai jilbab yg penting hati saya baik.” Rasulullah saw bersabda “Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adl hati.” Hadits tersebut merupakan dalil yg jelas dan tegas membantah ucapan-ucapan mereka. Rasulullah saw mengatakan kalau hati itu baik maka baiklah seluruh anggota tubuhnya dikandung maksud seluruh anggota tubuh akan tunduk kepada hukum Allah saw. Apabila seorang tidak melaksanakan sunah atau tidak melaksanakan hukum Allah saw maka sudah barang tentu bahwa orang itu hatinya berpenyakit. Kaum muslimin rahimakumullah!Cinta kepada Rasulullah saw adl wajib bagi kita sebagaimana mengimani kenabian atau kerasulan beliau dan orang yg mengingkarinya dihukumi kafir. Adapun bagi orang yg beriman kepada Allah dan hari akhir tetapi tidak mencintai Rasulullah saw maka akan mendapatkan dosa sampai kecintaanmu kepadaku lbh dari dirimu sendiri perlu mau mendalaminya secara keseluruhan sehingga dapat menyebarkan ilmunya kepada umat utk beramar ma’ruf nahi munkar. Sunah adl perkataan Rasulullah saw perbuatan dan diamnya Rasulullah dan juga sifat-sifat beliau yg jasmani dan akhlaq baik setelah diutus maupun sebelum diutus. Mereka para sahabat yg bertakwa berusaha utk tidak meninggalkan satu sunah pun dari Rasulullah saw. Bahkan tak seorang pun di antara mereka yg berkata ini sunah yg kecil ini sunnah yg besar. Mereka hanya berusaha senantiasa menjalankan sunnah. Untuk dapat mengamalkan sunah Rasululah saw seseorang harus mengetahui hadis-hadis Rasulullah saw dan mempelajarinya. Hal itu merupakan amalan utama yg akan memberikan pahala yg sangat besar. Dari Ibnu Mas’ud ra berkata “Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda ‘Allah akan mencerahkan wajah orang-orang yg telah mendengar haditsku dan memahami hadisku menyampaikannya sebagaimana apa yg mereka dengarkan. Karena boleh jadi orang yg disampaikan lbh mengerti daripada pendengarnya sendiri.’” Banyak ulama yg berkata bahwa mempelajari hadis adl seutama-utama menuntut ilmu bahkan lbh utama dari ibadah-ibadah sunah. Waqi? ibnu Jarrah rahimahullah salah seorang guru dari Imam Syafi?i yg juga ahli ibadah dan ahli wara’ berkata “Seandainya menuntut ilmu hadis tidak lbh utama dari salat sunah maka saya lbh baik berzikir bertasbih dan melakukan ibadah sunah.” Beruswah dan Berkudwah dgn Beliau saw dan Melaksanakan Seluruh Perintahnya dan Meninggalkan Larangannya Artinya kita harus menjadikan Rasulullah saw sebagai idola kita dgn kata lain tidak ada makhluk yg lbh besar di hati kita kecuali Rasulullah saw. Bersegera melaksanakan apa saja sebagaimana yg beliau lakukan sebagai idola atau panutan kita. Allah SWT berfirman “Apa yg diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yg dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya.” Mengagungkan Sunah Rasulullah Artinya ketika sampai kepada kita sunah Rasulullah saw tidak selayaknya kita menganggap remeh dgn mengatakan “Ini hanya sunah.” Seorang yg mengagungkan sunah tidak akan pernah berkata demikian. Bila sampai kepadanya sunah akan memberi pengaruh pada jiwanya yakni langsung timbul perasaan takut dan berharap kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan utk dapat melakukan sunah tersebut. Inilah yg terjadi pada para sahabat. Mereka tidak melihat apakah hukumnya wajib atau tidak namun jika jelas dari Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali mengamalkannya. Allah SWT berfirman “Maka hendaklah orang-orang yg menyalahi/menyelisihi perintah Rasulullah takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yg pedih.” Sahabat Abdullah bin Umar ra sangat mirip bahkan nyaris tanpa beda sedikitpun dgn Rasulullah saw dgn mengikuti cara berpakaian cara makan Rasulullah saw bahkan bila Rasulullah tidur di suatu tempat ia pun akan tidur di tempat tersebut. Anas bin Malik ra cinta utk makan buah labu hanya krn melihat Rasulullah senang dan selalu mencari buah tersebut. Menghidupkan Sunah Lewat Pengamalan Menghidupkan sunah Rasulullah pahalanya sangat besar terutama ketika sunah tersebut sudah tidak dikenal oleh masyarakat dan itulah hakikat ihya . Orang yg menghidupkan sunah ibarat pelopor dan kapan diikuti maka ia akan mendapat pahala dari orang-orang yg mengikutinya. Itulah makna hadis Rasulullah saw “Barangsiapa yg membuat sunah di dalam Islam sunah yg baik maka baginya pahala dan pahala orang yg mengamalkannya sesudahnya tanpa mengurangi pahala orang yg mengikutinya. Dan barangsiapa yg melakukan sunnah dalam Islam sunah yg buruk maka baginya dosa dan dosa orang yangmengikutinya tanpa mengurangi dosa orang tersebut.” Rasullullah saw bersabda “Sesungguhnya di belakang kalian wahai sahabatku ada yg dinamakan hari-hari yg membutuhkan kesabaran orang-orang yg berpegang teguh pada hari itu terhadap apa-apa yg kalian pegangi saat ini akan mendapat pahala 50.” Sahabat bertanya ‘Perbandingannya itu dgn kami atau dgn mereka ?’ Kata Rasulullah ‘ Dibandingkan dari kalian .’” . Hari yg membutuhkan kesabaran adl hari ketika banyak orang yg meninggalkan sunah bahkan banyak yg mencemooh orang yg mau menjalankan sunah ditertawai diejek bahkan mungkin diintimidasi dipenjara dan lainnya. Hadis yg sahih di atas sudah cukup sebagai alasan bagi kita utk menghidupkan sunah. Sekarang ini banyak orang yg jika melihat seseorang yg ingin menghidupkan sunah mereka menganggap remeh pelaku sunah tersebut dan mengatakan “Kalian hanya menghidupkan sunah-sunah yg kecil namun tidak pernah menghidupkan masalah yg lbh besar.” Misalnya orang yg banyak berbicara masalah politik kadang begitu meremehkan orang-orang yg sibuk dgn sunah-sunah yg jelas datangnya dari Rasulullah saw. Padahal meskipun para sahabat ra sibuk mengurus masalah yg besar seperti khilafah tidak pernah seorang pun yg meremehkan masalah tersebut. Dikisahkan oleh Imam Bukhari dalam hadis tentang “Khalifah Umar bin Khattab ra” bahwasanya Umar bin Khattab ra pada masa detik-detik terakhir kekhalifahannya beliau masih sempat memperhatikan masalah yg dianggap orang sebagai sesuatu yg remeh. Ketika melihat seorang pemuda yg datang utk menjenguknya kemudian pulang yg pada waktu itu kelihatan kain sarungnya menyentuh tanah maka beliau berkata “Panggil kembali pemuda itu!” Berkata ?Umar bin Khattab ra “Wahai anak saudaraku angkatlah pakaianmu krn dgn itu membuat pakaianmu lbh tahan dan perbuatan itu lbh takwa kepada Robbmu!” Padahal ketika itu beliau dihadapkan pada suatu keadaan dimana membicarakan kekhalifahan merupakan hal yg sangat penting dan mendesak. Para ulama berkata “Di sini Umar ra tidak membedakan hal itu sebagai masalah yg kecil atau besar walaupun sedang mendesak perlu dibicarakan masalah kekhalifahan tetapi beliau memandang bahwa hal tersebut adl hal yg tidak boleh didiamkan. Adanya Kemarahan yg Sangat terhadap Orang yg Menyelisihi Sunah atau Berpaling Darinya Abdullah bin Mughaffal ra pernah melarang seseorang berburu dgn ketapel. Beliau mengatakan Rasulullah saw melarang perbuatan seperti itu krn hanya akan menyiksa dan mengenai mata buruan saja dan tidak mematikannya. Salah seorang keluarganya mengatakan “Tidak mengapa biarlah saya menggunakannya.” Lalu Beliau berkata “Saya sudah menyebutkan hadis tentang larangannya namun kamu tetap melakukannya maka sejak saat ini saya tidak mau mengajakmu lagi berbicara.” Itulah beberapa contoh bagaiamana para sahabat menjalankan sunah-sunah yg telah diajarkan Rasulullah saw. Mereka para sahabat yg mulia tidak memandang remeh dalam tiap sunah Rasulnya. Oleh krn itu marilah kita kaum muslimin utk bersama-sama berusaha dgn semaksimal mungkin utk menghidupkan sunah Rasulullah saw. Semoga kita kelak dapat dikumpulkan bersama keluarga besar kaum muslimin yg mendapat syafaatnya amin.


mungkar
Munkar merupakan lawan dari kata ma’ruf. Jika ma’ruf merupakan sesuatu yang dikenal kebaikannya, munkar merupakan sesuatu yang dikenal kejelekannya.
Munkar tidak hanya berupa perbuatan atau tindakan, tetapi bisa juga berupa perkataan. Setiap perkataan yang menjauhkan diri dari Allah swt adalah perkataan munkar. Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun .
Beberapa contoh perbuatan munkar:

Homoseks atau lesbian
Salah satu masalah yang dihadapi nabi Luth adalah merajalelanya homoseks (lesbian) di masyarakatnya. Sehingga beliau berkata kepada kaumnya ”Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki,menyamun, dan mengerjakan kemunkaran ditempat-tempat pertemuan itu

Berzina
Berzina,yakni melakukan persetubuhan diluar nikah-apalagi memperkosa-adalah perbuatan munkar. Menurut Al-Quran, ketika Maryam sudah menggendong bayi (putranya,Isa putra Maryam)- padahal menurut kaumnya, Maryam tidak punya suami, maka kaumnya menuduh Maryam telah berbuat inkar(zina): ”Hai Maryam,sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat munkar(fariyya)

Membunuh
Sebelum Musa as. mengikuti Khidr, sudah diberi syarat oleh Khidr agar Musa tidak mempertanyakan apa yang dilakukan Khidr sebelum diberi penjelasan. Ketika Khidr membocorkan perahu,Musa tidak sabar dan mempertanyakan alasan pembocoran itu kepada Khidr. Begitu juga ketika Khidr membunuh seorang pemuda, Musa berkata,”Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan perbuatan yang munkar(nukra
Kemunkaran ditandai dengan adanya sikap ”melewati batas”, sebagaimana pernah dilakukan orang-orang Yahudi dan Nasrani .Kemunkaran itu merugikan orang lain dan diri sendiri. Hati nurani manusia bisa merasakan keberadaan sesuatu yang munkar. Pelaku kemunkaran tidak akan merasakan ketentraman dan ketenangan, karena itu bertentangan dengan nurani dan fitrah manusia. Maka, ”tanyakanlah pada hati nurani !”

Allah memberi resep agar manusia tercegah dari kemunkaran,”Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Hanya saja saat ini banyak dijumpai orang yang melakukan gerakan shalat tapi sekaligus pelaku kemunkaran. Hal ini sebuah isyarat bahwa mutu shalatnya belum sesuai standar yang diinginkan Allah swt. Strategi dalam menyikapi kemunkaran yang diberikan oleh Rasulullah saw adalah: ”Barangsiapa diantara kalian melihat kemunkaran,ubahlah dengan tanganmu; jika tidak mampu, ubahlah dengan lisanmu; dan jika tidak mampu, ubahlah dengan hatimu; yang sedemikian itu adalah selemah-lemahnya iman.”

Kemunkaran yang dilakukan oleh pribadi-pribadi, bisa dihentikan dengan kekuatan individual. Tetapi kemunkaran yang tersistimatisasi, hanya efektif dihentikan oleh kebijakan-kebijakan politis(kekuasaan). Anda bisa menghentikan beberapa orang yang minum minuman keras, tetapi nyaris suatu kemustahilan menghentikan produksi minuman keras jika tidak ada kebijakan politis yang berupa pelarangan produksi dan pengedaran minuman keras di Masyarakat.

Mencegah kemunkaran merupakan kewajiban setiap muslim. Untuk melaksanakan pencegahan kemunkaran -baik yang individual maupun yang tersisitimatisasi- membutuhkan ”kekuatan”. Mengubah kemunkaran dengan hati - doa atau ”mbatin”- adalah selemah-lemah iman. Sedangkan memberi restu dan menyetujui terlaksananya kemunkaran, silakan pertanyakan adakah keimanan dihati orang yang menyetujuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar