Rabu, 22 Desember 2010

101 Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

(Nicco Barcelona Sumedi)

Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. adalah Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan Allah swt beserta RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang tidak melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan dalam hal tersebut. Mari kita perhatikan hal-hal berikut ini:
وَلْتَكُن منْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ

بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنْكَرِ

وَأُوْلَـٰئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ.(آل عمران:104)

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.(QS Ali Imran: 104)
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدُرِيْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللّهِ يَقُولُ:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ.

فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ. فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ.

وَذٰلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ. (رَوَاهُ مُسْلِمْ)

Dari Abu Said al Khudry ra berkata,”Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,”Barang siapa dari kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah merubahnya dengan tangannya, apabila tidak bisa maka dengan lisannya, apabila tidak bisa maka dengan hatinya, dan demikian itu adalah selemah-lemahnya iman. (HR Muslim)

Definisi Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
وَالْـمَعْرُوْفُ:كُلُّ مَا نَدَب إِلَـيْهِ الشَّرْعُ وَنَهَى
عَنْهُ مِنَ الْـمُـحَسَّناَتِ وَالْـمُقَبَّحاَتِ
وَهُوَ مِنَ الصِّفَاتِ الْغَالِبَةِ أَيْ أَمْرٌ مَعْرُوْفٌ بَـيْنَ النَّاسِ
إِذَا رَأَوْهُ لاَ يُنْكِرُوْنَهُ.وَالْـمُنْكَرُ: ضِدُّ ذَلِكَ جَمِيْعُهُ.(لِسَانُ الْعَرَبِ)

Adapun yang dimaksud dengan Ma’ruf itu adalah apa-apa yang diperintahkan dan dianjurkan serta dilarang oleh syariat dari perbuatan yang baik dan buruk, yaitu merupakan sifat yang umum dan telah lazim diantara manusia, dan ketika mereka melihatnya tidak mengingkarinya. Sedangkan Munkar adalah kebalikan dari semua hal tersebut. (Lisan el Arab)

Klasifikasi Penegak Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Pertama: Orang yang mampu melakukannya dengan tangannya yaitu para penguasa dan pemimpin atau orang-orang yang setingkat dengannya. Hal ini bisa dalam bentuk preventif (pencegahan) atau Refresif (Penindakan)
Kedua: Orang yang mampu melakukannya dengan lisannya yaitu para Ulama atau yang setingkat dengannya. Seperti dalam bentuk tulisan.
Ketiga: Orang yang hanya mampu menolak dan membenci kemunkaran tersebut dengan hatinya, hal ini merupakan standar minimal bagi setiap Muslim untuk melakukannya.
Kiat Melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Tidak semua hal yang kita lakukan pada satu tempat, berbanding sama dengan tempat yang lainnya. Adakalanya di satu tempat penegakannya dengan menggunakan tangan (Kebijakan) sementara di tempat lain cukup dengan lisan (seruan) saja. Hal ini dapat dengan kentara dilihat antara pedesaan dengan perkotaan. Disamping dalam kaedah Islam dilarang juga menghilangkan bahaya dengan menimbulkan bahaya yang lebih besar. Akan tetapi harus dilihat mana solusi yang lebih baik dan tidak menimbulkan mudharat atau bahaya yang jauh lebih besar.
اَلضَّرَرُ لاَ يُزَالُ باِلضََّرَرِ

Bahaya tidak dapat dihilangkan dengan menimbulkan bahaya yang lain
إِذَا تَعَارَضَ مَفْسَدَتاَنِ رُوْعِيَ أَعْظَمُهَا باِرْتِكاَبِ أَخَفِّهِمَا

Apabila bertemu dua bahaya, hendaknya ditinggalkan yang lebih besar bahayanya dengan melakukan bahaya yang lebih kecil.

Dalam kaitan inilah diperlukan konsultasi kepada orang yang lebih memahami keadaan tersebut. Juga diharapkan kepada setiap pemimpin atau setingkat dengannya untuk membentuk tim yang dapat menganalisa metode yang baik dalam upaya penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt yang berbunyi:
ٱلَّذِينَ إِنْ مَّكَّنَّاهُمْ فِي ٱلأَرْضِ أَقَامُواْ ٱلصَّلاَةَ

وَآتَوُاْ ٱلزَّكَـاةَ وَأَمَرُواْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَنَهَوْاْ

عَنِ ٱلْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ ٱلأُمُورِ. (الحج: 41)

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS Al Haj: 41)
Kewajiban Melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
عَنِ ابنِ شِهَابٍ قاَلَ: قَالَ حُمَيدُ بنُ عَبْدِ الرَّحمٰنِ

سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ خَطِيْباً يَقُوْلُ: سَمِعْتُ

النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ يُرِدِ اللّهُ بِهِ

خَيراً يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ. وَإِنَّمَا أَنا قَاسِمٌ، وَاللّهُ يُعْطِيْ.

وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللّهِ

لاَ يَضُرُّهمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حتَىَّٰ يَأْتِيَ أَمْرُ اللّهِ. (رَوَاهُ الْبُخَارِيْ)

Dari Ibnu Syihab berkata,”telah berkata Humaid bin Abdurrahman,”Aku pernah mendengar Muawiyah berkhutbah dan berkata,”Aku pernah mendengar Nabi saw bersabda,”Barang siapa yang menginginkan kebaikan dari Allah, hendaklah ia belajar memahami agama, sesungguhnya Aku hanyalah yang membagikan sementara Allah yang memberikan, tidak akan pernah umat ini tidak menegakkan amar ma’ruf, meskipun orang–orang sesudah mereka membahayakannya sehingga datang perintah Allah (hari kiamat). (HR Bukhori)
عَنْ قَيْس قَالَ: خَطَبَناَ أَبُوْ بَكْرٍ الصديق رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَقَالَ:

إِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ:

إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَاَوُا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوْا عَلَى يَدَيْهِ أَوْشَكَ

أَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ. ( رَوَاهُ أبُو دَاوُد وَالتَّرمِذِيّ)

Dari Qais berkata,”Abu Bakar pernah berkhutbah kepada kami dan berkata,”sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,”Apabila manusia melihat kezaliman berlangsung dan tidak berusaha mencegahnya, dikhawatirkan Allah akan menurunkan azabnya kepada semuanya secara keseluruhan (tanpa terkecuali).(HR Abu Daud dan Tarmizi)

Lantas bagaimanakah apabila keadaan sudah sangat kacau dan tidak terkendali, bolehkah kita berdiam diri dan tidak melakukan pencegahan dan penindakan terhadap kemunkaran tersebut? Mari kita perhatikan ayat berikut ini:
يٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُواْ عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لاَ يَضُرُّكُمْ مَّن

ضَلَّ إِذَا ٱهْتَدَيْتُمْ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعاً

فَيُنَبئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ. (المائدة: 105)

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS Al Maidah: 105)

Penutup
Perlu digaris bawahi bahwa bukan berarti kita berhenti menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, akan tetapi apabila kita tidak ada lagi cara untuk melakukannya, kita hanya diminta untuk menjaga diri dan keluarga kita dari segala fitnah tersebut, seraya terus mencari cara agar dapat terus melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.

Demikianlah makalah singkat ini dibuat, semoga dapat menambah motivasi kita untuk terus berjuang menegakkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, karena Allah akan selalu memberikan jalan bagi setiap hambaNya, selama ia terus berjihad dan berusaha..Mari kita renungkan ayat berikut ini:
وَٱلَّذِينَ جَاهَدُواْ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ.(العنكبوت: 69)

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Ankabut: 69)
Wallahu al Muwaffiq Ila Aqwami al Thariq

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Mukaddimah
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. adalah Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan Allah swt beserta RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang tidak melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan dalam hal tersebut. Mari kita perhatikan hal-hal berikut ini:
وَلْتَكُن منْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ

بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنْكَرِ

وَأُوْلَـٰئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ.(آل عمران:104)

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.(QS Ali Imran: 104)
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدُرِيْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللّهِ يَقُولُ:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ.

فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ. فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ.

وَذٰلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ. (رَوَاهُ مُسْلِمْ)

Dari Abu Said al Khudry ra berkata,”Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,”Barang siapa dari kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah merubahnya dengan tangannya, apabila tidak bisa maka dengan lisannya, apabila tidak bisa maka dengan hatinya, dan demikian itu adalah selemah-lemahnya iman. (HR Muslim)
Definisi Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
وَالْـمَعْرُوْفُ:كُلُّ مَا نَدَب إِلَـيْهِ الشَّرْعُ وَنَهَى
عَنْهُ مِنَ الْـمُـحَسَّناَتِ وَالْـمُقَبَّحاَتِ
وَهُوَ مِنَ الصِّفَاتِ الْغَالِبَةِ أَيْ أَمْرٌ مَعْرُوْفٌ بَـيْنَ النَّاسِ
إِذَا رَأَوْهُ لاَ يُنْكِرُوْنَهُ.وَالْـمُنْكَرُ: ضِدُّ ذَلِكَ جَمِيْعُهُ.(لِسَانُ الْعَرَبِ)
Adapun yang dimaksud dengan Ma’ruf itu adalah apa-apa yang diperintahkan dan dianjurkan serta dilarang oleh syariat dari perbuatan yang baik dan buruk, yaitu merupakan sifat yang umum dan telah lazim diantara manusia, dan ketika mereka melihatnya tidak mengingkarinya. Sedangkan Munkar adalah kebalikan dari semua hal tersebut. (Lisan el Arab)
Klasifikasi Penegak Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Pertama: Orang yang mampu melakukannya dengan tangannya yaitu para penguasa dan pemimpin atau orang-orang yang setingkat dengannya. Hal ini bisa dalam bentuk preventif (pencegahan) atau Refresif (Penindakan)
Kedua: Orang yang mampu melakukannya dengan lisannya yaitu para Ulama atau yang setingkat dengannya. Seperti dalam bentuk tulisan.
Ketiga: Orang yang hanya mampu menolak dan membenci kemunkaran tersebut dengan hatinya, hal ini merupakan standar minimal bagi setiap Muslim untuk melakukannya.
Kiat Melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Tidak semua hal yang kita lakukan pada satu tempat, berbanding sama dengan tempat yang lainnya. Adakalanya di satu tempat penegakannya dengan menggunakan tangan (Kebijakan) sementara di tempat lain cukup dengan lisan (seruan) saja. Hal ini dapat dengan kentara dilihat antara pedesaan dengan perkotaan. Disamping dalam kaedah Islam dilarang juga menghilangkan bahaya dengan menimbulkan bahaya yang lebih besar. Akan tetapi harus dilihat mana solusi yang lebih baik dan tidak menimbulkan mudharat atau bahaya yang jauh lebih besar.
اَلضَّرَرُ لاَ يُزَالُ باِلضََّرَرِ

Bahaya tidak dapat dihilangkan dengan menimbulkan bahaya yang lain
إِذَا تَعَارَضَ مَفْسَدَتاَنِ رُوْعِيَ أَعْظَمُهَا باِرْتِكاَبِ أَخَفِّهِمَا

Apabila bertemu dua bahaya, hendaknya ditinggalkan yang lebih besar bahayanya dengan melakukan bahaya yang lebih kecil.
Dalam kaitan inilah diperlukan konsultasi kepada orang yang lebih memahami keadaan tersebut. Juga diharapkan kepada setiap pemimpin atau setingkat dengannya untuk membentuk tim yang dapat menganalisa metode yang baik dalam upaya penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt yang berbunyi:
ٱلَّذِينَ إِنْ مَّكَّنَّاهُمْ فِي ٱلأَرْضِ أَقَامُواْ ٱلصَّلاَةَ

وَآتَوُاْ ٱلزَّكَـاةَ وَأَمَرُواْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَنَهَوْاْ

عَنِ ٱلْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ ٱلأُمُورِ. (الحج: 41)

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS Al Haj: 41)
Kewajiban Melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
عَنِ ابنِ شِهَابٍ قاَلَ: قَالَ حُمَيدُ بنُ عَبْدِ الرَّحمٰنِ

سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ خَطِيْباً يَقُوْلُ: سَمِعْتُ

النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ يُرِدِ اللّهُ بِهِ

خَيراً يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ. وَإِنَّمَا أَنا قَاسِمٌ، وَاللّهُ يُعْطِيْ.

وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللّهِ

لاَ يَضُرُّهمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حتَىَّٰ يَأْتِيَ أَمْرُ اللّهِ. (رَوَاهُ الْبُخَارِيْ)

Dari Ibnu Syihab berkata,”telah berkata Humaid bin Abdurrahman,”Aku pernah mendengar Muawiyah berkhutbah dan berkata,”Aku pernah mendengar Nabi saw bersabda,”Barang siapa yang menginginkan kebaikan dari Allah, hendaklah ia belajar memahami agama, sesungguhnya Aku hanyalah yang membagikan sementara Allah yang memberikan, tidak akan pernah umat ini tidak menegakkan amar ma’ruf, meskipun orang–orang sesudah mereka membahayakannya sehingga datang perintah Allah (hari kiamat). (HR Bukhori)
عَنْ قَيْس قَالَ: خَطَبَناَ أَبُوْ بَكْرٍ الصديق رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَقَالَ:

إِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ:

إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَاَوُا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوْا عَلَى يَدَيْهِ أَوْشَكَ

أَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ. ( رَوَاهُ أبُو دَاوُد وَالتَّرمِذِيّ)

Dari Qais berkata,”Abu Bakar pernah berkhutbah kepada kami dan berkata,”sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,”Apabila manusia melihat kezaliman berlangsung dan tidak berusaha mencegahnya, dikhawatirkan Allah akan menurunkan azabnya kepada semuanya secara keseluruhan (tanpa terkecuali).(HR Abu Daud dan Tarmizi)
Lantas bagaimanakah apabila keadaan sudah sangat kacau dan tidak terkendali, bolehkah kita berdiam diri dan tidak melakukan pencegahan dan penindakan terhadap kemunkaran tersebut? Mari kita perhatikan ayat berikut ini:
يٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُواْ عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لاَ يَضُرُّكُمْ مَّن

ضَلَّ إِذَا ٱهْتَدَيْتُمْ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعاً

فَيُنَبئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ. (المائدة: 105)

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS Al Maidah: 105)
Penutup
Perlu digaris bawahi bahwa bukan berarti kita berhenti menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, akan tetapi apabila kita tidak ada lagi cara untuk melakukannya, kita hanya diminta untuk menjaga diri dan keluarga kita dari segala fitnah tersebut, seraya terus mencari cara agar dapat terus melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.
Demikianlah makalah singkat ini dibuat, semoga dapat menambah motivasi kita untuk terus berjuang menegakkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, karena Allah akan selalu memberikan jalan bagi setiap hambaNya, selama ia terus berjihad dan berusaha..Mari kita renungkan ayat berikut ini:
وَٱلَّذِينَ جَاهَدُواْ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ.(العنكبوت: 69)

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Ankabut: 69)
Wallahu al Muwaffiq Ila Aqwami al Thariq
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Mukaddimah
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. adalah Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan Allah swt beserta RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang tidak melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan dalam hal tersebut. Mari kita perhatikan hal-hal berikut ini:
وَلْتَكُن منْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ

بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنْكَرِ

وَأُوْلَـٰئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ.(آل عمران:104)

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.(QS Ali Imran: 104)
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدُرِيْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللّهِ يَقُولُ:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ.

فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ. فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ.

وَذٰلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ. (رَوَاهُ مُسْلِمْ)

Dari Abu Said al Khudry ra berkata,”Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,”Barang siapa dari kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah merubahnya dengan tangannya, apabila tidak bisa maka dengan lisannya, apabila tidak bisa maka dengan hatinya, dan demikian itu adalah selemah-lemahnya iman. (HR Muslim)
Definisi Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
وَالْـمَعْرُوْفُ:كُلُّ مَا نَدَب إِلَـيْهِ الشَّرْعُ وَنَهَى
عَنْهُ مِنَ الْـمُـحَسَّناَتِ وَالْـمُقَبَّحاَتِ
وَهُوَ مِنَ الصِّفَاتِ الْغَالِبَةِ أَيْ أَمْرٌ مَعْرُوْفٌ بَـيْنَ النَّاسِ
إِذَا رَأَوْهُ لاَ يُنْكِرُوْنَهُ.وَالْـمُنْكَرُ: ضِدُّ ذَلِكَ جَمِيْعُهُ.(لِسَانُ الْعَرَبِ)
Adapun yang dimaksud dengan Ma’ruf itu adalah apa-apa yang diperintahkan dan dianjurkan serta dilarang oleh syariat dari perbuatan yang baik dan buruk, yaitu merupakan sifat yang umum dan telah lazim diantara manusia, dan ketika mereka melihatnya tidak mengingkarinya. Sedangkan Munkar adalah kebalikan dari semua hal tersebut. (Lisan el Arab)
Klasifikasi Penegak Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Pertama: Orang yang mampu melakukannya dengan tangannya yaitu para penguasa dan pemimpin atau orang-orang yang setingkat dengannya. Hal ini bisa dalam bentuk preventif (pencegahan) atau Refresif (Penindakan)
Kedua: Orang yang mampu melakukannya dengan lisannya yaitu para Ulama atau yang setingkat dengannya. Seperti dalam bentuk tulisan.
Ketiga: Orang yang hanya mampu menolak dan membenci kemunkaran tersebut dengan hatinya, hal ini merupakan standar minimal bagi setiap Muslim untuk melakukannya.
Kiat Melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Tidak semua hal yang kita lakukan pada satu tempat, berbanding sama dengan tempat yang lainnya. Adakalanya di satu tempat penegakannya dengan menggunakan tangan (Kebijakan) sementara di tempat lain cukup dengan lisan (seruan) saja. Hal ini dapat dengan kentara dilihat antara pedesaan dengan perkotaan. Disamping dalam kaedah Islam dilarang juga menghilangkan bahaya dengan menimbulkan bahaya yang lebih besar. Akan tetapi harus dilihat mana solusi yang lebih baik dan tidak menimbulkan mudharat atau bahaya yang jauh lebih besar.
اَلضَّرَرُ لاَ يُزَالُ باِلضََّرَرِ

Bahaya tidak dapat dihilangkan dengan menimbulkan bahaya yang lain
إِذَا تَعَارَضَ مَفْسَدَتاَنِ رُوْعِيَ أَعْظَمُهَا باِرْتِكاَبِ أَخَفِّهِمَا

Apabila bertemu dua bahaya, hendaknya ditinggalkan yang lebih besar bahayanya dengan melakukan bahaya yang lebih kecil.
Dalam kaitan inilah diperlukan konsultasi kepada orang yang lebih memahami keadaan tersebut. Juga diharapkan kepada setiap pemimpin atau setingkat dengannya untuk membentuk tim yang dapat menganalisa metode yang baik dalam upaya penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt yang berbunyi:
ٱلَّذِينَ إِنْ مَّكَّنَّاهُمْ فِي ٱلأَرْضِ أَقَامُواْ ٱلصَّلاَةَ

وَآتَوُاْ ٱلزَّكَـاةَ وَأَمَرُواْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَنَهَوْاْ

عَنِ ٱلْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ ٱلأُمُورِ. (الحج: 41)

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS Al Haj: 41)
Kewajiban Melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
عَنِ ابنِ شِهَابٍ قاَلَ: قَالَ حُمَيدُ بنُ عَبْدِ الرَّحمٰنِ

سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ خَطِيْباً يَقُوْلُ: سَمِعْتُ

النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ يُرِدِ اللّهُ بِهِ

خَيراً يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ. وَإِنَّمَا أَنا قَاسِمٌ، وَاللّهُ يُعْطِيْ.

وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللّهِ

لاَ يَضُرُّهمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حتَىَّٰ يَأْتِيَ أَمْرُ اللّهِ. (رَوَاهُ الْبُخَارِيْ)

Dari Ibnu Syihab berkata,”telah berkata Humaid bin Abdurrahman,”Aku pernah mendengar Muawiyah berkhutbah dan berkata,”Aku pernah mendengar Nabi saw bersabda,”Barang siapa yang menginginkan kebaikan dari Allah, hendaklah ia belajar memahami agama, sesungguhnya Aku hanyalah yang membagikan sementara Allah yang memberikan, tidak akan pernah umat ini tidak menegakkan amar ma’ruf, meskipun orang–orang sesudah mereka membahayakannya sehingga datang perintah Allah (hari kiamat). (HR Bukhori)
عَنْ قَيْس قَالَ: خَطَبَناَ أَبُوْ بَكْرٍ الصديق رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَقَالَ:

إِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ:

إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَاَوُا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوْا عَلَى يَدَيْهِ أَوْشَكَ

أَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ. ( رَوَاهُ أبُو دَاوُد وَالتَّرمِذِيّ)

Dari Qais berkata,”Abu Bakar pernah berkhutbah kepada kami dan berkata,”sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,”Apabila manusia melihat kezaliman berlangsung dan tidak berusaha mencegahnya, dikhawatirkan Allah akan menurunkan azabnya kepada semuanya secara keseluruhan (tanpa terkecuali).(HR Abu Daud dan Tarmizi)
Lantas bagaimanakah apabila keadaan sudah sangat kacau dan tidak terkendali, bolehkah kita berdiam diri dan tidak melakukan pencegahan dan penindakan terhadap kemunkaran tersebut? Mari kita perhatikan ayat berikut ini:
يٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُواْ عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لاَ يَضُرُّكُمْ مَّن

ضَلَّ إِذَا ٱهْتَدَيْتُمْ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعاً

فَيُنَبئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ. (المائدة: 105)

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS Al Maidah: 105)
Penutup
Perlu digaris bawahi bahwa bukan berarti kita berhenti menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, akan tetapi apabila kita tidak ada lagi cara untuk melakukannya, kita hanya diminta untuk menjaga diri dan keluarga kita dari segala fitnah tersebut, seraya terus mencari cara agar dapat terus melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.
Demikianlah makalah singkat ini dibuat, semoga dapat menambah motivasi kita untuk terus berjuang menegakkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, karena Allah akan selalu memberikan jalan bagi setiap hambaNya, selama ia terus berjihad dan berusaha..Mari kita renungkan ayat berikut ini:
وَٱلَّذِينَ جَاهَدُواْ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ.(العنكبوت: 69)

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Ankabut: 69)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar