Kamis, 06 Januari 2011

002 Hikmah Dan Pelajaran Dari Konflik

(Yusuf Sofian)

Tepat pada Tanggal, 26 September 2010 pukul 21.00 WIB Saya menerima telepon dari ibu saya, dengan nada kepanikan ibu saya memberitahu bahwa telah terjadi kerusuhan antar suku, yaitu suku saya sendiri (Tidung) dengan suku Bugis Letta.

Maka saya pun berusaha mencari informasi tentang bagaimana keadaan disana, sungguh di luar dugaan saya bahwa konflik ini bisa di reda, namun yang terjadi malah sebaliknya. Konflik kembali pecah dan kondisi semakin mencekam pada dua hari berikutnya.

Ketua LSM Persekutuan Suku Asli Kalimantan pun berkata, “Sudahlah, pihak dari suku bugis sudah sepakat untuk berdamai maka hari ini kita hentikan pertikaian ini, sebagai pemeluk kristiani saya sedih pak melihat islam dengan islam bertikai”. Mayoritas suku Tidung dan suku Bugis di Tarakan adalah pemeluk agama Islam.

Hingga pada akhirnya tanggal 29 september 2010, kata damai pun di sepakati oleh suku tidung dan bugis dengan menandatangani sepuluh poin perjanjian, penandatangan perjanjian ini di lakukan oleh ketua adat suku tidung dan ketua adat suku bugis dihadapan Kapolri dan Kapolda kaltim.

Sesungguh nya hal ini tidak seharusnya terjadi. Namun, “mungkin” ada dendam khusus atau masalah kesenjangan sosial, ekonomi dan politik. Orang-orang Tidung di Tarakan semakin tersisih lantaran minimnya keterlibatan mereka dalam penyelenggaraan pemerintahan dan aktivitas bisnis.
kini jumlah suku Tidung hanya sekitar 10 persen dari seluruh warga Tarakan. Sejak zaman penjajahan Belanda, mereka terdesak oleh para pendatang.
Sangat penting kiranya Pemerintah Kota Tarakan menengok kembali nasib orang-orang Tidung. Tak cukup hanya dengan cara melestarikan seni-budaya suku Tidung, Pemerintah Daerah juga harus memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mereka untuk mendapat pendidikan dan kehidupan yang lebih baik. Hak mereka mendapat persamaan di depan hukum dan pemerintahan pun wajib diperhatikan.
Hanya dengan cara seperti itu kesenjangan sosial bisa dikurangi, dan konflik sosial bisa dicegah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar