Senin, 03 Oktober 2011

Guncangkan !!

GUNCANGKAN..!!

Alkisah. Di sebuah desa kecil, terdapat seorang petani tua yang memiliki keledai yang sudah tua. Keledainya sudah sering sakit-sakitan.., dan cukup merepotkan petani itu. Petani ini ingin menghilangkan jejak keledainya, karena dijualpun sudah tidak laku karena sudah tua dan sakit-sakitan. Dia memutuskan untuk membunuh keledainya dengan cara dimasukkan kedalam sumur tua dekat rumahnya.

Hari itu, dia membawa keledainya ke arah sumur tua dekat rumahnya.., dan keledainya itupun dimasukkan kedalam sumur itu. Dengan cara ini petani itu ingin mengubur keledainya, toh sudah tidak dapat digunakan lagi tenaganya. Setelah keledai itu dimasukkan kedalam sumur, petani itu mulai memasukkan tanah dan kotoran-kotoran sampah kedalam sumur itu.., tentu dengan dikubur hidup-hidup seperti itu keledainya akan mati, pikir petani.

Malang nian nasib keledai tua itu.., setelah dia berada di dasar sumur tua yang kering.., dia mulai merasakan kesakitan yang sangat karena tanah dan kotoran yang menimpa tubuhnya mulai berjatuhan. Dia mengerang kesakitan..

Pak tani terus menimpakan tanah dan kotoran kedalam sumur itu..., dia juga mendengar suara keledainya yang kesakitan di dalam sumur. Dia terus menimbun sumur itu dengan tanah dan kotoran..., suara-suara erangan keledai itu perlahan hilang.., dan petani itu menganggap bahwa keledainya mungkin sudah mati..

Tapi yang terjadi kemudian sangatlah mengejutkan petani itu.., sumur tua sudah mulai penuh dengan tanah dan kotoran, tapi keledainya masih tetap hidup dan perlahan bergerak ke atas seiring dengan banyaknya tanah dan kotoran yang dimasukkan petani itu kedalam sumur..

Ternyata.., rasa sakit yang dirasakan keledai itu akhirnya dapat dia atasi sendiri..
Tanah dan kotoran yang menimpa punggung keledai itu dia guncangkan dan jatuh dari tubuhnya.., berulang kali dia lakukan itu dan berhasil menghilangkan beban yang menimpa punggungnya.., dan tanah serta kotoran yang dimasukkan oleh petani tadi kedalam sumur itupun dapat dia jadikan pijakan untuk terus melangkah ke atas, dan selamat dari kematian yang telah direncanakan petani..

Dengan cara yang sama..., kita semua dapat keluar dari masalah yang kita hadapi dan menyelesaikan permasalahan itu dengan sedikit gerakan. GUNCANGKAN...!!

Permasalahan hidup yang kita hadapi masing-masing mungkin berbeda.., tapi yakinlah... selalu ada solusi untuk menyelesaikannya.. GUNCANGKAN...!!

Guncangkan !!

GUNCANGKAN..!!

Alkisah. Di sebuah desa kecil, terdapat seorang petani tua yang memiliki keledai yang sudah tua. Keledainya sudah sering sakit-sakitan.., dan cukup merepotkan petani itu. Petani ini ingin menghilangkan jejak keledainya, karena dijualpun sudah tidak laku karena sudah tua dan sakit-sakitan. Dia memutuskan untuk membunuh keledainya dengan cara dimasukkan kedalam sumur tua dekat rumahnya.

Hari itu, dia membawa keledainya ke arah sumur tua dekat rumahnya.., dan keledainya itupun dimasukkan kedalam sumur itu. Dengan cara ini petani itu ingin mengubur keledainya, toh sudah tidak dapat digunakan lagi tenaganya. Setelah keledai itu dimasukkan kedalam sumur, petani itu mulai memasukkan tanah dan kotoran-kotoran sampah kedalam sumur itu.., tentu dengan dikubur hidup-hidup seperti itu keledainya akan mati, pikir petani.

Malang nian nasib keledai tua itu.., setelah dia berada di dasar sumur tua yang kering.., dia mulai merasakan kesakitan yang sangat karena tanah dan kotoran yang menimpa tubuhnya mulai berjatuhan. Dia mengerang kesakitan..

Pak tani terus menimpakan tanah dan kotoran kedalam sumur itu..., dia juga mendengar suara keledainya yang kesakitan di dalam sumur. Dia terus menimbun sumur itu dengan tanah dan kotoran..., suara-suara erangan keledai itu perlahan hilang.., dan petani itu menganggap bahwa keledainya mungkin sudah mati..

Tapi yang terjadi kemudian sangatlah mengejutkan petani itu.., sumur tua sudah mulai penuh dengan tanah dan kotoran, tapi keledainya masih tetap hidup dan perlahan bergerak ke atas seiring dengan banyaknya tanah dan kotoran yang dimasukkan petani itu kedalam sumur..

Ternyata.., rasa sakit yang dirasakan keledai itu akhirnya dapat dia atasi sendiri..
Tanah dan kotoran yang menimpa punggung keledai itu dia guncangkan dan jatuh dari tubuhnya.., berulang kali dia lakukan itu dan berhasil menghilangkan beban yang menimpa punggungnya.., dan tanah serta kotoran yang dimasukkan oleh petani tadi kedalam sumur itupun dapat dia jadikan pijakan untuk terus melangkah ke atas, dan selamat dari kematian yang telah direncanakan petani..

Dengan cara yang sama..., kita semua dapat keluar dari masalah yang kita hadapi dan menyelesaikan permasalahan itu dengan sedikit gerakan. GUNCANGKAN...!!

Permasalahan hidup yang kita hadapi masing-masing mungkin berbeda.., tapi yakinlah... selalu ada solusi untuk menyelesaikannya.. GUNCANGKAN...!!

Dialog Fatihah

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, aku mendengar Rasulullah Saw, bersabda: Allah Ta'ala berfirman: " Aku membagi shalat antara Aku dan hambaKu menjadi dua bagian, dan bagi hambaku apa yang ia minta, Dalam satu riwayat: Separuhnya untukKu dan separuhnya lagi untuk hambaKu. Jika seorang hamba mengucapkan:

ALHAMDU LILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN
Maka Allah menjawab: HambaKu telah memujiKu.

Jika ia mengucapkan
ARRAHMAANIR RAHIIM
Maka Allah menjawab : Hambaku memujiKu

Jika mengucapkan
MAALIKI YAUMIDDIIN
Maka Allah menjawab : HambaKu mengagungkan Aku

Jika ia mengucapkan
IYYAKA NA'BUDU WA IYYAAKA NASHTA'IINU
Maka Allah menjawab : Inilah antara Aku dan hambaKu dan bagi hambaKu apa yang telah ia minta.

Jika ia mengucapkan
IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIIM, SHIRAATHAL LADZIINA AN'AMTA 'ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI 'ALAIHIM WALADH DHAALLIIN
Maka Allah menjawab : Ini bagi hambaKu dan bagi hambaKu yang meminta."

Cerita Sepotong Roti

Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahwa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti."

Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam bujuk rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri. Setelah ia sadar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud.

Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, karena sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu. Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendeta yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat sebuku roti.

Pada waktu yang lain, datang pula orang lain yang membagi-bagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga mendapat bahagian, karena disangka sebagai orang miskin. Rupanya salah seorang di antara orang miskin itu ada yang tidak mendapat bahagian dari orang yang membahagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membahagikan roti itu ia berkata: "Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku." Orang yang membagikan roti itu menjawab: "Kamu dapat melihat sendiri, roti yang aku bagikan semuanya telah habis, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu buku roti." Mendengar ungkapan dari orang yang membagikan roti tersebut, maka lelaki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak mendapat bahagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia.

Di hadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang bertaubat itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadat yang dilakukan selama tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam. Akan tetapi ketika dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan sebuku roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata amal sebuku roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama tujuh malam itu. Kepada anaknya Abu Musa berkata: "Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang memiliki sebuku roti itu!"

Umar Bin Abdul Aziz dan Lilin Negara

Siapa yang tak kenal Umar bin Abdul Aziz. Sosok pemimpin adil, arif, lagi berilmu. Banyak kisah teladan yang beliau tinggalkan untuk para peniti kebenaran. Inilah kisah ringkasnya.

Suatu hari datanglah seorang utusan dari salah satu daerah kepada beliau. Utusan itu sampai di depan pintu Umar bin Abdul Aziz dalam keadaan malam menjelang. Setelah mengetuk pintu seorang penjaga menyambutnya. Utusan itu pun mengatakan, ?Beritahu Amirul Mukminin bahwa yang datang adalah utusan gubernurnya.? Penjaga itu masuk untuk memberitahu Umar yang hampir saja berangkat tidur. Umar pun duduk dan berkata, ?Ijinkan dia masuk.?

Utusan itu masuk, dan Umar memerintahkan untuk menyalakan lilin yang besar. Umar bertanya kepada utusan tersebut tentang keadaan penduduk kota, dan kaum muslimin di sana, bagaimana perilaku gubernur, bagaimana harga-harga, bagaimana dengan anak-anak, orang-orang muhajirin dan anshar, para ibnu sabil, orang-orang miskin. Apakah hak mereka sudah ditunaikan?Apakah ada yang mengadukan?
Utusan itu pun menyampaikan segala yang diketahuinya tentang kota kepada Umar bin Abdul aziz. Tak ada sesuatu pun yang disembunyikannya.

Semua pertanyaan Umar dijawab lengkap oleh utusan itu. Ketika Semua pertanyaan Umar telah selesai dijawab semua, utusan itu balik bertanya kepada Umar.

?Ya Amirul Mukminin, bagaimana keadaanmu, dirimu, dan badanmu? Bagaimana keluargamu, seluruh pegawai dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabmu? Umar pun kemudian dengan serta merta meniup lilin tersebut dan berkata, ?Wahai pelayan, nyalakan lampunya!? Lalu dinyalakannlah sebuah lampu kecil yang hampir-hampir tidak bisa menerangi ruangan karena cahayanya yang teramat kecil.

Umar melanjutkan perkataanya, ?Sekarang bertanyalah apa yang kamu inginkan." Utusan itu bertanya tentang keadaannya. Umar memberitahukan tentang keadaan dirinya, anak-anaknya, istri, dan keluarganya.

Rupanya utusan itu sangat tertarik dengan perbuatan yang telah dilakukan oleh Umar, mematikan lilin. Dia bertanya, ?Ya Amirul Mukminin, aku melihatmu melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan." Umar menimpali, ?Apa itu??
"Engkau mematikan lilin ketika aku menanyakan tentang keadaanmu dan keluargamu.?

Umar berkata, ?Wahai hamba Allah, lilin yang kumatikan itu adalah harta Allah, harta kaum muslimin. Ketika aku bertanya kepadamu tentang urusan mereka maka lilin itu dinyalakan demi kemaslahatan mereka. Begitu kamu memmebelokkan pembicaraan tentang keluarga dan keadaanku, maka aku pun mematikan lilin milik kaum muslimin."

Subhanallah, benar-benar mengagumkan! Segitu besar kesungguhan Umar dalam menjaga harta kaum muslimin, berbeda dengan mayoritas penguasa yang kita saksikan. (Sirah Umar bin abdul Aziz, Ibnul hakam hal. 155-156)