Kamis, 30 Desember 2010

117 Peranan Muslim

(IVAN AFRIANSYAH)

Peranan penting yang dimiliki oleh setiap muslim dalam menjaga dan menentukan nasib masyarakatnya, menerima tanggung jawab sosial dan menjadikan diri-diri setiap muslim sebagai penjaga sekaligus pengawas semua urusan yang terjadi dalam masyarakat, sudah dibahas dalam dalam fikih Islam yang kita kenal dengan amar makruf dan nahi munkar. Amar makruf dan nahi munkar ini dianggap sebagai sumber politik terpenting dalam Islam. Sebagaimana amar makruf dan nahi munkar merupakan salah satu pilar penting dan merupakan sebuah kewajiban dan sebuah keharusan dalam agama, maka wajib juga bagi setiap muslim untuk mengetahui Amar makruf dan nahi munkar

1. Sifat yg harus daya jga adalah tanggung jwab saya sebagai seorang muslim untuk tetap menjaga ibdah saya solat 5 waktu dan mengajak orng - orang untuk melaksanakannya.

2. saya harus dapat menjaga perkataan sya dri perkataan yg kurang baik dalam kehidupan sehari - hari.
3. saya harus menunjukan perbuatan yg baik agar dalam mengajak orang lain untuk berbuat baik mudah dalam mengajaknya.


Buah Dari Amar Ma’ruf Nahi Munkar

1. Keselamatan dari siksa Ilahi serta mendapatkan ridha serta jannah-NYA.
2. Terpeliharanya dunia ini dari menjadi sarang keburukan dan kejahatan yang menyulitkan untuk terlaksananya penghambaan kepada ALLAH SWT.
3. Ditegakkannya argumentasi bagi para pelaku kejahatan dan keburukan.
4. Mengingatkan yang lalai dan mengangkat yang tenggelam dalam noda apalagi bagi kaum muslimin.
5. Membentuk opini umum bahwa muslim yang merdeka adalah sangat menjaga etika ummat, keutamaan, akhlaq serta hak-haknya dan menjadikan mereka pribadi dan penguasa yang paling kuat fisiknya serta paling patuh pada hukum.
6. Memunculkan sensitifitas tentang makna ukhuwwah dan saling tolong-menolong dalam dalam kebaikan dan taqwa dan saling memperhatikan antara kaum muslimin dengan yang lainnya.
7. Penjagaan seluruh lapisan masyarakat secara umum maupun khusus.

137 sulit untuk mengajak orang kepada kebenaran

(Lalu Sanostra Aulia Fahmi)


Amal Ma’ruf
Memang sulit untuk mengajak orang kepada kebenaran, apalagi seseorang yang sudah terbawa jalan yang sesat, tapi masih ada cara untuk mengajak orang-orang agar kembali kejalan yang benar, salah satunya kita memberikan mereka ceramah tentang keagamaan, namun mungkin itu belum cukup untuk mereka sadar.

Kita harus bisa mengajak mereka untuk meningkatkan keimanan mereka, contohnya saja mungkin kita bisa mengajak mereka melakukan pengajian atau pembacaan Yaasin pada malam jum’at. Sebenarnya Masih banyak cara membuat orang sadar dan kembali ke aturan yang sebenarnya. Kita misalkan saja metode rukiyah yang marak akhir-akhir ini, banyak yang akhirnya sadar akan perbuatan atau pun kesalahan yang mereka perbuat.
Maka dari itu walaupun sulit untuk mengajak orang untuk berbuat kebaikan, kita harus terus berusaha agar umat manusia bisa hidup tentram didunia dan juga diakhirat

Mencegah dari yang Mungkar
Belakangan ini banyak terjadi perbuatan-perbuatan mungkar yang seharusnya tidak dilakukan oleh umat manusia, sehingga mereka lupa akan agama mereka. Kita pun lama-kelamaan pasti akan terpengaruh dengan perbuatan-perbuatan tersebut. Contohnya saja, banyak terjadi perampokan, penculikan, pemerkosaan, dan lain-lain.

Hal-hal negatif selalu menghantui kita semasa hidup, dan sangat sulit untuk mencegah perbuatan mungkar tersebut. Namun masih ada cara untuk kita melawan perbuatan-perbuatan mungkar tersebut, salah satu caranya yaitu kita harus meningkatkan keimanan kita, dengan cara mengaji, beribadah, menjalankan semua perintahnya, mungkin dengan begitu kita bisa terhindar dari perbuatan perbuatan tercela tesebut. Dan mungkin juga bisa melalui media elektronik kita bisa belajar untuk memahami baik buruknya suatu perbuatan, contohnya saja media internet, dari media tersebut kita bisa memperoleh info yang dapat kita peljari sehingga kita dapat menjauh dari semua perbuatan mungkar.

Maka dari itu mari kita tingkatkan iman dan takwa kita agar kita terhindar dari semua perbuatan mungkar. Agar kita sebagai umat islam bisa bahagia dunia dan akhirat.

122 Amar Ma'ruf Nahi Munkar

(Zulfy Zulqurnain)

Amal Ma`ruf (Mengajak Pada kebaikan)
Dewasa ini memang boleh dikatakan bahwa sekarang ini zaman yang edan. Banyak orang melakukan maksiat dengan terang-terangan tanpa terbesit rasa malu atau rasa bersalah sedikitpun. Mungkin karena moral mereka yang sudah diracuni oleh hal-hal negatif. Dengan kemajuan teknologi yang sekarang ini, kita harus pintar-pintar membentengi diri kita dengan ilmu agama agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negative.

Di dunia maya misalnya, disitu sebenarnya terdapat banyak sekali ilmu tentang berbagai hal yang dapat kita ambil manfaatnya. Namun sebagian besar malah menggunakan internet dengan hal yang tidak baik, Sungguh ironis sekali. Memang kemajuan teknologi tidak hanya membawa hal positif namun juga membawa hal negative. Tergantung kita sekarang bagaimana kita membawa diri kita untuk memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk beramal baik.

Website misalnya, disitu kita dapat menulis segala sesuatu tentang kebaikan, ajakan untuk orang berbuat baik dan sebagainya. Karena internet terhubung atau terconnec diseluruh dunia jadi tulisan yang kita tulis dapat dibaca oleh orang diseluruh dunia. Dengan hal tersebut kita sudah dapat mengajak orang lain untuk berbuat baik.
Selain website kita juga dapat mengajak kebaikan kepada orang lain yaitu dengan pembuatan aplikasi. Contohnya saja aplikasi untuk Al-Qur`an digital. Tidak hanya bisa dibuka di komputer tetapi juga bisa dibuka atau di install di HP, jadi kita sewaktu-waktu dapat membaca al-qur`an kapanpun dan dimanapun.

Tapi dibalik itu semua memang tidak mudah untuk mengajak orang lain berbuat baik. Tergantung bagaimana kita mengemasnya agar orang lain tertarik untuk mengikutinya sebagai suatu hal kebaikan.

Nahi Munkar (Mencegah Kemungkaran)
Belakangan ini dimana-mana benyak terjadi aksi perampokan, pembunuhan, dan lain sebagainya. Mungkin karena himpitan ekonomi yang mendesak yang mengakibatkan hal-hal tersebut terjadi. Kita harus ingat bahwa hidup didunia ini hanya sementara, jadi jangan sampai kita hidup di dunia ini hanya mengejar kesenangan duniawi. Jadi antara urusan dunia dan urusan akhirat harus seimbang.

Kita sesama manusia harus saling mengingatkan tentang kebaikan. Jadi apabila ada teman kita berbuat salah maka dengan kata yang lembut kita menegurnya agar tidak mengulangi perbuatan tersebut dihari kemudian. Memang tidak mudah untuk mencegah orang lain berbuat kemungkaran, disitu kita pasti mendapat cercaan, hujatan dan lain sebagainya. Memang tidak mudah untuk melakukan kebaikan, tetapi dengan perjuangan dan kesabaran itu kita akan mendapat pahala dari Allah yang besar sekali. Jadi kita tidak mau kalau teman kita atau siapaun juga berbuat kemungkaran.

Dimana-mana segala sesuatu harus dilakukan dengan perjuangan. Tanpa perjuangan yang gigih kita tidak mungkin dapat mencapai tujuan hidup kita. Dengan mencegah orang lain berbuat kemungkaran Selain kita mendapat pahala kita juga menyelamatkan saudara kita dari dosa. Jadi kita lebih senang lagi kalau sadara kita berbuat kebaikan. Bahwasanya kita harus ingat hidup didunia ini sementara jadi kita memanfaatkan hidup kita untuk berbuat kebaikan.

155 Tujuan Hidup

(Amir Firdaus)


Assalamu’alaikum Ya Ikhwan dan Akhwat . . .

Tak terasa sudah kurang lebih 5 bulan saya menjalani sebagai seorang mahasiswa dan lebih dari 18 tahun saya hidup di dunia. Mungkin selama itu, pengalaman yang didapatkan masih belum terbentuk dengan sempurna. Pengalaman tersebut dibutuhkan untuk merubah sebuah kehidupan dan mewujudkan tujuan kehidupan. Tentunya merubah dan mewujudkan kehidupan diri maupun orang lain menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Disini, saya membahas mengenai tujuan hidup. Antum pasti punya kan tujuan hidup ?. Pertanyaan ini wajib kita jawab dengan kata “Ya !”. Tujuan hidup sendiri sangatlah penting, tidak ada tujuan dalam hidup, kemungkinan hidup tak terlalu dipikirkan, hanya melakukan apa adanya dalam kehidupannya. Hal pertama yang patut dipertanyakan dalam tujuan hidup yaitu, “Bagaimana proses mewujudkan sebuah tujuan hidup yang mulia ?”. Dari pertanyaan tersebut akan secara spontan terpikir melakukan suatu cara untuk mendapatkan tujuan hidupnya.

Selama ini, saya mempunyai beberapa target kehidupan :
1. Bekerja sebagai programer di sebuah kantor besar
2. Mempunyai ruko, seperti warnet atau toko makanan
3. Menghajjikan kedua orang tua

Mungkin masih sedikit apa yang saya inginkan selama ini, tapi jika saya telah memenuhi target – target tersebut, itu sudah termasuk hal yang luar biasa bagi saya.

“Merubah semua menjadi lebih baik”, kalimat yang slalu terpikir di benak saya. Dengan dorongan dari diri dan lingkungan yang mendukung, belajar dari teori maupun belajar dari kehidupan bermasyarakat, insyaAllah kan ku raih semua target itu !.

131 Amar Ma'ruf Nahi Munkar

(Imam Hardi Laksana)

Amar ma’ruf

Jadi kita harus menjalankan perintah agama islam dengan menjalankan dan juga mengamalkan rukun islam dan juga sunah-sunah Nabi Muhammad SAW. Alangkah indahnya dunia ini bila semua orang beriman dan beramal sholeh . Jadi hal yang paling mudah yang bisa kita lakukan dengan amar ma’ruf adalah dengan mengajak baik-baik teman atau saudara kita untuk sholat dan hal yang paling saya suka adalah membahas kebesaran Allah SWT dengan teman jadi kita juga bisa sharing tentang agama Islam yang belum kita ketahui dan hal tersebut bisa menambah ketakwaan kita kepada Allah SWT. Kita di dunia hanya sementara jadi kita harus ingat dengan akhirat karena hidup yang sebenarnya akan kiita lalui d akhirat nanti.


Nahi munkar

Alangkah baiknya jika kita mengingatkan teman atau saudara kita yang selalu jauh dari agama, tentunya kita mengingatkan dengan cara yang baik. Kita juga harus waspada diri dengan godaan duniawi dengan cara mempertebal keimanan kita dengan sholat dan bertakwa. Karena godaan duniawi tersebut akan membuat kita akan terjatuh dan lupa dengan Allah. Dengan sholat kita akan selalu dekat dengan Allah dan akan memperkuat dan mempertebal iman kita. Karena Allah senang dengan orang yang menjauhi larangannya.

065 Mengapa saya ingin menjadi pengusaha?

(Evan Nugraha)

Saya ingin menjadi pengusaha muda. Mengapa saya ingin menjadi pengusaha? Karena saya ingin mengikuti jejak Nabi Muhammad saw yang sejak usia 12 tahun sudah mulai berdagang (atau bisa disebut sebagai pengusaha). Bukankah kita hidup dianjurkan untuk mengikuti pedoman hidup Nabi Muhammad saw? Saya ingin menjadi pengusaha karena saya ingin membahagiakan orang tua dan orang-orang di sekitar saya. Dan saya memiliki mimpi untuk membangun panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu dan juga anak-anak jalanan, karena dengan begitu kita bisa membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah pekerjaan anak di bawah umur. Saya mempunyai misi untuk membuat dan mencetak pengusaha-pengusaha baru agar Indonesia tidak lagi mempunyai pengangguran. Kemudian, setelah tidak ada lagi pengangguran, misi saya selanjutnya adalah mengajak seluruh orang di Indonesia menjadi pengusaha. Mungkin anda bertanya, jika semua orang di Indonesia menjadi pengusaha, maka siapa yang menjadi karyawan? Saya jawab, dengan cara meng-impor TKA (Tenaga Kerja Asing), tidak ada lagi ekspor TKI. Lagipula, dengan menjadi pengusaha kita bisa bersedekah lebih banyak daripada menjadi karyawan, mengapa? Karena karyawan itu gajinya pasti dan tetap. Sedangkan menjadi pengusaha, pendapatannya tidak pasti, dan jarang sekali pendapatan pengusaha itu lebih kecil dari karyawan. Seperti Bill Gates, lebih dari setengah pendapatannya digunakan untuk yayasan yang didirikannya (itu termasuk sedekah lho). Begitu banyak pengusaha yang mampu membiayai pembangunan-pembangunan untuk masyarakat, misalnya seperti tempat-tempat pendidikan, mushalla, masjid, panti asuhan, panti jompo, dan sebagainya. Coba lihat, pasti banyak sekali pahala yang didapat oleh para pengusaha, itu salah satu manfaat positifnya. Manfaat positif yang lainnya adalah mempunyai banyak hubungan silaturrahmi, mempunyai nama baik, waktu untuk bersama keluarga lebih banyak (karena usaha sudah dijalankan oleh karyawan), bisa memberangkatkan orang tua untuk berhaji, membantu orang-orang terdekat dan di sekitarnya yang ingin melakukan umrah, dan banyak lagi yang lainnya. Manfaat positif itulah yang ingin saya lakukan dan dapatkan. Tetapi hati-hati, banyak juga pengusaha yang berada di jalan yang salah, misalnya seperti membangun usaha diskotik, membangun usaha penjualan narkoba, dan lain-lain yang dapat merugikan orang lain, dan mereka hanya mementingkan uang. Uang itu bukan segalanya, tetapi gunakanlah uang tersebut untuk berjihad di jalan Allah swt. Tetapi bukan berarti juga kita tidak berhak menggunakannya untuk kepentingan kita. Seperti Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya yang menggunakan rezeki mereka untuk kepentingan dakwah, untuk kepentingan pemerintahan (pada zaman Nabi Muhammad saw), atau bersedekah. Mungkin jika anda membaca tentang kehidupan Nabi Muhammad dan para sahabatnya, mungkin anda akan terkejut dan terkagum-kagum berapa banyak rezeki yang mereka gunakan di jalan Allah swt. Meskipun kita menjadi pengusaha, kita harus selalu berpegang teguh pada pedoman hidup Nabi Muhammad saw, yang selalu melakukan sesuatu dengan cara yang baik. Saya belajar cara Nabi Muhammad saw dari buku-buku karya Ippho Santosa, yaitu di antaranya buku yang berjudul “Muhammad Sebagai Pedagang” dan “7 Keajaiban Rejeki”. Didalam buku tersebut banyak sekali bagaimana dan apa yang harus kita jaga dan kita lakukan ketika menjadi pengusaha. Saya mengagungkan orang yang menjadi pengusaha, asalkan tetap di jalan yang benar. Maka dari itu, marilah kita menjadi pengusaha, karena manfaat yang kita akan dapatkan tidak terbatas.

122 Amar Ma'ruf Nahi Munkar

(Zulfy Zulqurnain)

Amar Ma`ruf (Mengajak Pada kebaikan)
Dewasa ini memang boleh dikatakan bahwa sekarang ini zaman yang edan. Banyak orang melakukan maksiat dengan terang-terangan tanpa terbesit rasa malu atau rasa bersalah sedikitpun. Mungkin karena moral mereka yang sudah diracuni oleh hal-hal negatif. Dengan kemajuan teknologi yang sekarang ini, kita harus pintar-pintar membentengi diri kita dengan ilmu agama agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negative.

Di dunia maya misalnya, disitu sebenarnya terdapat banyak sekali ilmu tentang berbagai hal yang dapat kita ambil manfaatnya. Namun sebagian besar malah menggunakan internet dengan hal yang tidak baik, Sungguh ironis sekali. Memang kemajuan teknologi tidak hanya membawa hal positif namun juga membawa hal negative. Tergantung kita sekarang bagaimana kita membawa diri kita untuk memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk beramal baik.

Website misalnya, disitu kita dapat menulis segala sesuatu tentang kebaikan, ajakan untuk orang berbuat baik dan sebagainya. Karena internet terhubung atau terconnec diseluruh dunia jadi tulisan yang kita tulis dapat dibaca oleh orang diseluruh dunia. Dengan hal tersebut kita sudah dapat mengajak orang lain untuk berbuat baik.
Selain website kita juga dapat mengajak kebaikan kepada orang lain yaitu dengan pembuatan aplikasi. Contohnya saja aplikasi untuk Al-Qur`an digital. Tidak hanya bisa dibuka di komputer tetapi juga bisa dibuka atau di install di HP, jadi kita sewaktu-waktu dapat membaca al-qur`an kapanpun dan dimanapun.

Tapi dibalik itu semua memang tidak mudah untuk mengajak orang lain berbuat baik. Tergantung bagaimana kita mengemasnya agar orang lain tertarik untuk mengikutinya sebagai suatu hal kebaikan.

Nahi Munkar (Mencegah Kemungkaran)
Belakangan ini dimana-mana benyak terjadi aksi perampokan, pembunuhan, dan lain sebagainya. Mungkin karena himpitan ekonomi yang mendesak yang mengakibatkan hal-hal tersebut terjadi. Kita harus ingat bahwa hidup didunia ini hanya sementara, jadi jangan sampai kita hidup di dunia ini hanya mengejar kesenangan duniawi. Jadi antara urusan dunia dan urusan akhirat harus seimbang.

Kita sesama manusia harus saling mengingatkan tentang kebaikan. Jadi apabila ada teman kita berbuat salah maka dengan kata yang lembut kita menegurnya agar tidak mengulangi perbuatan tersebut dihari kemudian. Memang tidak mudah untuk mencegah orang lain berbuat kemungkaran, disitu kita pasti mendapat cercaan, hujatan dan lain sebagainya. Memang tidak mudah untuk melakukan kebaikan, tetapi dengan perjuangan dan kesabaran itu kita akan mendapat pahala dari Allah yang besar sekali. Jadi kita tidak mau kalau teman kita atau siapaun juga berbuat kemungkaran.

Dimana-mana segala sesuatu harus dilakukan dengan perjuangan. Tanpa perjuangan yang gigih kita tidak mungkin dapat mencapai tujuan hidup kita. Dengan mencegah orang lain berbuat kemungkaran Selain kita mendapat pahala kita juga menyelamatkan saudara kita dari dosa. Jadi kita lebih senang lagi kalau sadara kita berbuat kebaikan. Bahwasanya kita harus ingat hidup didunia ini sementara jadi kita memanfaatkan hidup kita untuk berbuat kebaikan.

124 Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

(AAND APRIL)

Amar Ma’aruf dan Nahi Munkar

1. Al-Ma’ruf merupakan ismun jami’ (kata benda yang mencakup) tentang segala sesuatu yang dicintai ALLAH SWT baik perkataan, perbuatan yang lahir maupun batin yang mencakup niat, ibadah, struktur, hukum dan akhlaq. Dan disebut ma’ruf karena fitrah yang masih lurus dan akal yang sehat mengenalnya dan menjadi saksi kebaikannya. Dan makna amar ma’ruf adalah berdakwah untuk melaksanakannya dan mendatanginya dengan disemangati.

2. Al-Munkar adalah ismun jami’ yang mencakup segala sesuatu yang dibenci ALLAH dan tidak diridhai-NYA, baik berupa perkataan, perbuatan yang lahir maupun yang batin, termasuk di dalamnya syirik, penyakit-penyakit hati, menyia-nyiakan ibadah, perbuatan yang keji, dll. Dan disebut munkar karena fitrah yang lurus dan akal sehat mengingkarinya, bersaksi atas keburukannya, bahayanya dan kerusakannya. Dan makna nahi munkar adalah mencegah manusia dari mendatangi dan melakukannya dengan menjauhkan darinya menghal-halangi darinya dan memotong sebab ke arahnya.

157 beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita menyuruh seseorang berbuat benar

(Danan Ekatama K)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita menyuruh seseorang berbuat benar. Yaitu kita haruslah terlebih dahulu berjalan di atas jalan yang benar, dan melakukannya secara istiqomah. Apa jadinya kalo kita menyeru orang untuk sholat, sedangkan kita sendiri jarang banget sholat? Logika sederhana yang menuntun pada tauladan yang baik.

Menurut sebuah hadits shoheh “Siapa saja di antara kalian yang melihat kemungkaran hendak merubah dengan tangannya. Jika tidak mampu dengan tangan maka dengan lisannya. Dan jika tidak mampu dengan lisan maka dengan hati, itulah selemah-lemah iman.”. Jadi, kalau kita melihat seseorang melakukan sebuah kemungkaran, terlebih lagi itu adalah teman kita sendiri, hendaknya kita mencegahnya. Atau setidaknya kita tidak ikut-ikutan dengan perbuatan jahiliyah mereka. Dan perlu diketahui, itu bukanlah karena berarti kita ini sok suci, sok tau, sok alim, suka mencari muka atau suka mencari kesalahan orang, melainkan karena rasa sayang dan perhatian kita terhadap amalan teman kita itu.

Memang ada kalanya ada yang beranggapan, tak usahlah kita ini mengurusi urusan orang lain. Atau sibukilah dirimu itu dengan amalan / urusanmu sendiri. Kita memang wajib menyibukkan diri dengan amalan sendiri, tapi itu untuk sibuk mengoreksi kesalahan diri sendiri, bukan kesalahan orang. Dan tujuan amar ma’ruf bukan untuk menyalahkan orang, melainkan “mengingatkan dengan penuh perhatian, kesopanan dan kasih sayang”.

Jadi, kalau ketika anda sedang mengingatkan seseorang dari perbuatan ma’rufnya dan dia membalas dengan kata-kata ketus / emosi, tenang aja, nggak usah ikut emosi / perang mulut, apalagi sampai adu jotos, Masyaallah, nggak perlu. Wajarlah reaksi begitu, namanya juga orang tidak tau / lagi khilaf, seyogyanya kita yang mengingatkan. Kalo bukan kita, siapa lagi?? Kalau memang sudah diingatkan berkali-kali tapi masih saja nggak ngefek, ya sudah, biarkan saja. Kita istighfar yang banyak, supaya gak ikut terseret dan yang bersangkutan cepat mengakhiri kegiatan maksiatnya. Kita kan hanya menyeru, hidayah yang kasih juga Allah SWT, dan dianya sendiri mau berubah apa nggak. Jadi, tugas kita selesai sampai disini.

Semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah SWT sehingga bisamengerjakan perbuatan baik dan menjauhi kemungkaran serta mengajarkannya kepada orang lain.

138 Amar Ma’ruf Nahi Munkar

(Ruwahid Azzaliawan)


Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Ketika mengomentari QS Ali ‘Imran [3]: 110 ini, Qurthubi menyatakan bahwa saat umat Islam kehilangan dua sikap ini, al-amru bi al-ma’rûf wa an-nahyu ‘an al-munkâr dan beriman kepada Allah, serta terlena dalam kemunkaran, mereka akan hancur karena hal ini merupakan sebab kehancuran umat Islam.

Secara sederhana, kata “al-ma’rûf” biasanya didefinisikan sebagai kebaikan atau kebajikan. Lantas apa perbedaan kata “al-ma’rûf” dengan “al-khair” yang biasanya juga diartikan sebagai kebaikan?

“Al-ma’rûf” berasal dari kata “’arafa-ya’rifu” yang berarti mengetahui. Jadi, menurut bahasa “al-ma’rûf” adalah yang diketahui. Dari kata ini juga lahir kata “’urf” yang berarti kebiasaan, tradisi atau adat. Jadi, “al-ma’rûf” adalah kebaikan yang dikenal oleh masyarakat setempat. Sedangkan “al-khairu” adalah nilai-nilai kebaikan yang bersifat universal.

Menghormati orangtua adalah nilai universal. Tapi cara menghormati orangtua bisa berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Misalnya, bagi masyarakat Jawa, mencium tangan orangtua adalah wujud atau cara menghormati orangtua. Tapi cara ini tidak dikenal masyarakat Padang. Ini tidak berarti bahwa masyarakat Padang tidak menghormati orangtua. Mereka menghormati orangtua dengan cara mereka sendiri yang berbeda dengan cara masyarakat Jawa.

Tentu saja tidak semua tradisi atau adat masuk dalam kategori “al-ma’rûf”. Jika tradisi tersebut sesuai dengan “al-khair”, yakni nilai-nilai kebaikan universal yang diajarkan Islam (al-Quran), maka ia masuk dalam kategori “al-ma’rûf”. Jika tidak, ia masuk dalam ketegori “al-munkar” (buruk).

Ada tradisi baik di masyarakat Indonesia yang tidak dikenal masyarakat Arab. Misalnya tradisi mudik. Para ulama sepakat tidak mengharamkan tradisi ini karena ia sesuai dengan ajaran Islam. Islam memerintahkan umatnya untuk menyambung tali persaudaraan. “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah ...,” (QS Muhammad [47]: 22-23).

Jadi, perngertian al-amru bi al-ma’rûf wa an-nahyu ‘an al-munkâr adalah adalah menganjurkan orang lain melakukan perbuatan baik yang dikenal oleh masyarakat setempat—sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai al-Quran—dan melarang perbuatan keji.

Anjuran berbuat baik tidak hanya untuk sesama Muslim, tapi juga non-Muslim. Meskipun berbeda agama, tidak ada larangan dalam Islam menyuruh non-Muslim berbuat baik. Begitu juga anjuran untuk mencegah kemunkaran. Siapa pun, baik Muslim atau non-Muslim, jika ia melakukan kezaliman, baik terhadap diri sendiri maupun masyarakat, harus dicegah sesuai dengan kemampuan. Inilah syarat pertama yang harus terpenuhi jika umat Islam ingin tampil sebagai umat terbaik di muka bumi.

079 Islam bukanlah agama individual

(Guruh Akhir Putra)


Islam bukanlah agama individual/nafsi-nafsi yang hanya mementingkan diri sendiri. Namun juga merupakan agama sosial di mana setiap anggota masyarakat harus melakukan kewajiban Amar Ma’ruf Nahi Munkar terhadap sesama. Menyuruh mengerjakan kebaikan dan Mencegah perbuatan mungkar.

“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati dengan kebenaran dan nasihat menasihati dengan kesabaran.” [Al ‘Ashr 2-3]

Dari surat Al ‘Ashr di atas jelas. Selain beriman dan mengerjakan perbuatan baik, kita juga harus nasehat-menasehati dengan kebenaran dan kesabaran. Artinya kita tidak bisa diam saja melihat kemungkaran, namun dengan sabar terus menasehati agar orang-orang lain juga ikut berbuat baik dan benar dan menghentikan perbuatan mungkar.

Allah menyebut orang yang shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai penolong agamaNya “Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” [Al Hajj 41]

Luqman juga menyuruh anaknya untuk menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar dan bersabar terhadap resiko yang mungkin dihadapi karena itu.

Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [Luqman 17]

Jika kita tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, maka Allah akan menyiksa kita dengan pemimpin yang zhalim dan menindas kita dan tidak mengabulkan segala doa kita: Hendaklah kamu beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a dan tidak dikabulkan (do'a mereka). (HR. Abu Zar)

Allah mengutuk para pendeta Yahudi dan Nasrani karena mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar dan menyiksa mereka dengan bencana dan malapetaka.

Wahai segenap manusia, menyerulah kepada yang ma'ruf dan cegahlah dari yang mungkar sebelum kamu berdo'a kepada Allah dan tidak dikabulkan serta sebelum kamu memohon ampunan dan tidak diampuni. Amar ma'ruf tidak mendekatkan ajal. Sesungguhnya para robi Yahudi dan rahib Nasrani ketika mereka meninggalkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, dilaknat oleh Allah melalui ucapan nabi-nabi mereka. Mereka juga ditimpa bencana dan malapetaka. (HR. Ath-Thabrani)

135 AMAL MA’RUF NAHI MUNKAR

(Deny Arif Kurniawan)

AMAL MA’RUF NAHI MUNKAR


Di era globalisasi pendangkalan iman marak terjadi.Perhatikan program-program kristenisasi lewat bakti sosial,pemberian bea siswa pemberian sembako sampai dengan cara halus lewat infiltrasi pemikiran liberalisme,dan plurelisme dengan kemasan bahasa yang memikat,yang seakan-akan ilmiah dan benar-benar adanya.Maka cara mengantisipasinya adalah dengan cara mendengarkan ayat-ayat suci Al-qur’an yang menunjukan jalan jalan kebenaran,dan sruan yang kumandangkan oleh Rasulullah saw.

Kita sebagai makhluk Allah swt harus senantiasa mewujudkan ukhuwah islsmiah antar sesama muslim,pada hakikatnya muslim mengajarkan kasih sayang dan perdamaian,maka dari itu apabila ada sesama muslim yang berbuat salah kta wajib mengingatkannya.selain itu kita harus mengajak orang-orang pada kebenaran,pada sesama muslim kita harus mengamalkan sikap amal ma’ruf nahi munkar.Demikian juga kita harus betul-betul memahami mana yang hak dan mana yang batil agar kita selamat di dunia dan akhirat.amin.......

109 AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

(Muchammad Rofiq)

AMAL MA’RUF NAHI MUNKAR

Saya sebagai mahasiswa tehnik informatika akan membuat program-program yang dapat mengajak orang-orang untuk lebih mendalami islam dan lebih banyak mengamalkan kebaikan. Dan saya sebagai warga negara indonesia saya akan membangun dan mengajak para islami agar memajukan dan mengembangkan negara indonesia dalam kaidah-kaidah islam. Kita sebagai makhluk Allah swt harus senantiasa mewujudkan ukhuwah islsmiah antar sesama muslim,pada hakikatnya muslim mengajarkan kasih sayang dan perdamaian,maka dari itu apabila ada sesama muslim yang berbuat salah kta wajib mengingatkannya.Di era globalisasi pendangkalan iman marak terjadi.Perhatikan program-program kristenisasi lewat bakti sosial,pemberian bea siswa pemberian sembako sampai dengan cara halus lewat infiltrasi pemikiran liberalisme,dan plurelisme dengan kemasan bahasa yang memikat,yang seakan-akan ilmiah dan benar-benar adanya.Maka cara mengantisipasinya adalah dengan cara mendengarkan ayat-ayat suci Al-qur’an yang menunjukan jalan jalan kebenaran,dan sruan yang kumandangkan oleh Rasulullah saw.selain itu kita harus mengajak orang-orang pada kebenaran,pada sesama muslim kita harus mengamalkan sikap amal ma’ruf nahi munkar.Demikian juga kita harus betul-betul memahami mana yang hak dan mana yang batil agar kita selamat di dunia dan akhirat.amin.......

025 Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

(Hendri Nur Hidayat)

Amal Ma’ruf dan Nahi Munkar


Sebagai umat manusia Umat manusia yang beriman, kita pantaslah bersyukur kepada Allah swt karena kita telah diberi kehidupan dan dilahirkan di dunia ini. Dan oleh sebab itu menurut saya apa yang dimaksud dengan Amal Ma’ruf dan Nahimunkar itu?. Menurut saya Amal Ma’ruf itu adalah menyuruh untuk kebaikan dan Nahi Munkar itu adalah mencegah dari keburukan.

Secara Luas kita dilahirkan di dunia ini memiliki fisi, misi, tujuan, dan langkah-langkah dalam Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar.


1. Visi dalam Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar.

Kita sebagai umat manusia di bumi ini mempunyai visi yaitu agar kita semua sesama umat muslim dapat berjalan di jalan Allah dan bisa melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.


2. Misi dalam Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar.

Dalam menjalani kehidupan kita haruslah agar saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling mencegah dalam keburukan, dan berusaha agar kita dapat mengingant kan sesame unat muslim supaya tidak terjerumus dalam keburukan, kemaksiatan dan rayuan setan supaya kita masuk neraka bersama mereka .


3. Tujuan dalam Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar.

Tujuan kita dalam Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar adalah supaya kita dapat menyuruh kapada sesama umat muslim dalam kebaikan dan saling mencegah dalam keburukan, maksudnya adalah kita haruslah bisa mengajak kepada teman-teman kita saudara kita atau bahkan keluarga kita sendiri, niasalnya saja menganjak menunaikan ibadah Sholat secara berjamaah, menjalankan puasa dibulan Ramadhan, mengingatkan agar supaya menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Dan agar kita dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di ahirat.


4. Dan langkah-langkah dalam beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar.

Yang pertama kita harus bisa melakukan sendiri apa yang diperintahkan oleh Allah dan bisa menjauhi apa yang dilarang oleh Allah,baru setelah itu kita Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar dilingkungan keluarga kita sendiri, kemudian pada saudara-saudara kita baru yang terahir pada teman-teman kita atau orang-orang yang kita kenal.

042 Amal Ma’ruf dan Nahi Munkar

(ferdana hartanto)

Amal Ma’ruf dan Nahi Munkar



(1) Keikhlasan Niat

Poin pertama ini sudah dibahas mendalam pada edisi sebelumnya. Silahkan merujuk kembali. Namun sebagai tambahan, patut kita renungkan kalimat emas dari Imam Ibnu ‘Utsaimin rahimahullaah berikut ini:

“Para penegak amar ma’ruf nahi munkar (harus) meniatkan terwujudnya Ishlaahul Kholq (perbaikan kondisi ummat) dan tegaknya syari’at Allah. Bukan semata-mata menghukum atau membalas pelaku maksiat. Atau hanya sekedar egoisme demi menyelamatkan diri sendiri. (Karena) jika dia hanya meniatkan yang demikian, maka Allah tidak akan menurunkan keberkahan dalam usahanya menegakkan amar ma’ruf nahi munkar…” [Syarh Riyaadhus Shaalihiin: 1/511-512]

(2) Harus Dengan Ilmu


Dalam kitabnya Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam (hal. 433), al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali membawakan sebuah atsar dari Ibnu Mas’ud radhiallaahu’anhu, manakala beliau mendengar seorang laki-laki yang berkata: “Celaka orang yang tidak menyeru kepada kebaikan dan tidak pula melarang dari kemungkaran.” Lantas Ibnu Mas’ud radhiallaahu’anhu berkata:

هَلَكَ مَنْ لَمْ يَعْرِفْ بِقَلْبِهِ الْمَعْرُوْفَ وَالْمُنْكَرَ

“Celaka orang yang tidak mengenal dengan hatinya apa itu yang ma’ruf dan apa itu yang mungkar.” [Riwayat Thabrani dalam al-Kabir: 8564 dengan sanad shahih]

Tidak ber-amar ma’ruf nahi munkar adalah suatu musibah, namun tidak mengilmui mana yang dikatakan ma’ruf dan mana yang disebut mungkar oleh syari’at adalah musibah yang lebih besar lagi. Karena jika seseorang tidak mengetahui tentang yang ma’ruf, boleh jadi ia akan memerintahkan suatu perkara yang disangkanya ma’ruf padahal hakikatnya mungkar sementara ia tidak tahu. Contohnya adalah amalan-amalan bid’ah. Banyak dianjurkan karena disangka ma’ruf, padahal mungkar di sisi Allah. Alhasil, bukannya memetik pahala yang diharapkan, justru kemurkaan Allah yang didapat. Inilah maksud firman Allah (yang artinya):

“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.” [QS. Al-Kahfi: 103-104]

Demikian pula seseorang harus mengetahui tentang perkara-perkara yang mungkar agar bisa menjauhkan diri dan melarang manusia darinya. Karena boleh jadi seseorang melarang orang dari suatu perkara yang dihalalkan atau dibolehkan (mubah) oleh Allah sementara ia tidak tahu. Sehingga menjadikan hamba-hamba Allah merasa sempit dan berat. [Lih. Syarh Riyaadhus Shaalihiin: 1/509]

Tidak heran jika banyak usaha nahi munkar yang salah sasaran karena tidak didukung ilmu, justru semakin membuat orang lari dari kebenaran.

(3) Nahi munkar Itu Bertingkat


Khusus tentang nahi munkar, Rasulullah pernah bersabda:

مَن رَأَى مِنْكُم مُنْكَرًا فَالْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ, فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ, فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ, وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإيْمَانِ

“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia berusaha mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan jika masih tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan yang demikian ini adalah selemah-lemah iman”. [Shahih Muslim no. 49]

Syaikh Shalih Abdul Aziz Alu Syaikh hafizhahullah menjelaskan hadits tersebut sebagai berikut [Lih. Syarh al-Arba’iin lis Syaikh Shalih Alu Syaikh hal. 375]:

v Bahwa at-Taghyiir bil Yad (mengubah kemungkaran dengan tangan) bersifat wajib jika disertai Qudrah (kemampuan dan kekuasan). Contohnya: kepala rumah tangga atau kepala pemerintahan, mereka wajib mengubah kemungkaran yang terjadi di wilayah kekuasaannya dengan tangan. Jika tidak, maka mereka berdosa.

v Namun jika suatu kemungkaran terjadi di luar wilayah kekuasaan seseorang, maka ini di luar Qudrah, sehingga tidak wajib mengubahnya dengan tangan. Akan tetapi wajib mengingkari kemungkaran dengan lisan, yaitu dengan dakwah dan nasehat. Jika tidak mampu, maka wajib mengingkari dengan hati, yaitu dengan membenci dan tidak ridha dengan kemungkaran tersebut. Tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk tidak bisa mengingkari kemungkaran dengan hati. Karena jika tidak, sungguh keimanannya dalam bahaya yang besar.

v Taghyiirul mungkar (mengubah kemungkaran) dalam hadits tersebut tidak hanya bermakna izaalah (menghilangkan kemungkaran) saja, dalam artian suatu kemungkaran harus benar-benar hilang sehingga barulah nahi munkar dapat dikatakan telah tegak, sama sekali tidak demikian. Sebab Rasulullah r juga memasukkan pengingkaran dengan lisan dan hati sebagai bagian dari taghyiirul mungkar yang disyari’atkan.

v Sarat wajibnya nahi munkar menurut hadits di atas adalah ketika “melihat kemungkaran”. (Jadi tidak boleh nahi munkar yang hanya didasarkan oleh prasangka dan tuduhan atau kabar burung dan desas-desus. Tidak boleh sengaja memata-matai aib orang dengan dalih menegakkan nahi munkar).

v Menurut hadits di atas, yang diubah ketika melihat kemungkaran adalah al-munkar (kemungkarannya). Adapun pelakunya, maka ini perkara yang berbeda. Menyangkut penegakan hukuman. Pembahasannya pun berbeda dan lebih luas.

Empat Tingkatan Nahi munkar


Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah dalam bukunya I’laamul Muwaqqi’iin (3/6-7. Cet. Darul Hadits 2004-1425 H) menjelaskan empat tingkatan nahi munkar. Berikut ini adalah intisarinya yang kami ramu dengan penjelasan para ulama lainnya:

Pertama: Nahi munkar disyari’atkan bila mampu mengubah kemungkaran manjadi suatu yang ma’ruf. Dengan kata lain kemungkaran hilang seratus persen dan berganti dengan kebaikan.

Kedua: Nahi munkar tetap disyari’atkan jika mampu mengurangi kemungkaran, sekalipun tidak menghilangkannya secara keseluruhan.

Ketiga: Nahi munkar membutuhkan ijtihad (pengambilan keputusan) seorang yang ‘alim, manakala suatu kemungkaran bila diingkari, diyakini akan menimbulkan kemungkaran lain yang semisal dan sama berat. Dipertimbangkan mana yang lebih mendatangkan maslahat, mengingkari kemungkaran tersebut atau membiarkannya.

Keempat: Nahi munkar menjadi haram untuk ditegakkan jika menyebabkan pelaku kemungkaran justru berbuat kemungkaran yang lebih besar. Dalilnya adalah firman Allah (artinya):

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan…” [QS. Al-An’aam: 108]

Di sini Allah melarang orang-orang mukmin mencela sesembahan-sesembahan orang kafir, padahal mereka berhak mendapat celaan (bahkan melenyapkan sesembahan selain Allah termasuk nahi munkar yang besar). Namun itu diharamkan karena dikhawatirkan timbul kemunkaran yang lebih besar, yaitu celaan balik terhadap Allah dari orang-orang kafir.

Ibnul Qayyim membawakan contoh penerapan kaidah ini dengan kisah gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, beliau mengisahkan: “Aku bersama para sahabatku melihat sekumpulan orang (Tartar) di zaman pendudukan Tartar tengah mabuk-mabukan meminum khamr. Maka salah seorang yang bersamaku hendak mengingkari perbuatan mereka. Aku pun mencegah niatnya itu. Aku berkata padanya: ‘Allah mengharamkan khamr karena bisa mencegah dari dzikrullah dan shalat. Sementara bagi orang-orang ini, khamr menjadi pencegah mereka dari berbuat aniaya; membunuh jiwa dan anak-anak kaum muslimin, serta merampas harta mereka.’” [Lih. I’laamul Muwaqqi’iin: 3/6-7. Cet. Darul Hadits 2004-1425 H]

(4) Butuh Sikap Hikmah


Dahulu pernah seorang Badui memasuki Masjid Nabi lalu kencing begitu saja. Para Sahabat hendak memukulnya, namun Nabi mencegah dan malah membiarkan Badui tersebut menyelesaikan hajatnya. Setelah itu barulah Nabi mengajarkan ilmu pada Badui yang jahil tersebut dengan lemah lembut, sehingga ia menerima dengan lapang dada. [Shahih Bukhari]

Di lain kesempatan, pernah Rasulullah melihat salah seorang Sahabatnya memakai cincin emas (emas diharamkan bagi laki-laki). Maka Rasulullah segera melepaskan cincin tersebut lalu membuangnya. Sahabat tersebut dengan kekuatan imannya tidak mengambil cincin tersebut (sekalipun boleh untuk dijual, dan diambil hasilnya). [Lih. Shahih Muslim: 2090]

Dari dua kisah tersebut, tampak jelas sikap hikmah yang diterapkan Rasulullah berbeda-beda sesuai keadaan obyek nahi munkar. Terhadap mereka yang melakukan kemungkaran dari kalangan orang yang tidak mengerti, beliau bersikap lembut, namun terhadap Sahabat yang mengetahui hukum, beliau bersikap keras dan tegas.

Namun sekali lagi perlu dicatat, bahwa praktek penegakan had (hukuman atas tindak kejahatan) dan sikap keras Rasulullah dalam hal nahi munkar dimungkinkan karena posisi beliau sebagai ulil amri yang memiliki wewenang dan Qudrah.

(5) Menimbang Maslahat & Mafsadat


Rasulullah pernah bekata ‘Aisyah radhiallahu’anha (artinya): “Wahai ‘Aisyah, seandainya kaummu tidak baru saja meninggalkan masa jahiliyah, niscaya aku akan memerintahkan untuk memugar bagunan Ka’bah. Aku akan masukkan bagian bagunan (Hijr Isma’il) yang telah dikeluarkan dari Ka’bah. Aku akan tempelkan ke bumi (tidak tinggi dasar pintunya) dan membuat dua pintu untuk Ka’bah, satu pintu Timur, dan satu pintu Barat. Sehingga aku kembalikan Ka’bah sesuai pondasi yang dibangun oleh (Nabi) Ibrahim.” [Shahih Bukhari: 1586]

Rasulullah mengurungkan niat untuk memugar bagunan Ka’bah yang tidak sesuai lagi dengan aslinya, karena khawatir penduduk Makkah yang baru saja memeluk Islam akan kembali kafir karena kesalahpahman mereka.

Hadits ini dijadikan dasar kaidah yang sangat penting oleh para ulama dalam mempraktekkan amar ma’ruf nahi munkar. Yaitu; jika mafsadat (keburukan) yang ditimbulkan lebih besar daripada maslahatnya (kebaikannya), maka disyari’atkan untuk menunda atau tidak melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Sekali lagi inilah keindahan amar ma’ruf nahi munkar dalam Islam. Wallaahua’laam

086 Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

(Eko cahyono)


Amal Ma’ruf dan Nahi Munkar

Sebagai umat manusia Umat manusia yang beriman, kita pantaslah bersyukur kepada Allah swt karena kita telah diberi kehidupan dan dilahirkan di dunia ini. Dan oleh sebab itu menurut saya apa yang dimaksud dengan Amal Ma’ruf dan Nahimunkar itu?. Menurut saya Amal Ma’ruf itu adalah menyuruh untuk kebaikan dan Nahi Munkar itu adalah mencegah dari keburukan.

Secara Luas kita dilahirkan di dunia ini memiliki fisi, misi, tujuan, dan langkah-langkah dalam Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar.

1. Visi dalam Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar.
Kita sebagai umat manusia di bumi ini mempunyai visi yaitu agar kita semua sesama umat muslim dapat berjalan di jalan Allah dan bisa melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.

2. Misi dalam Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar.
Dalam menjalani kehidupan kita haruslah agar saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling mencegah dalam keburukan, dan berusaha agar kita dapat mengingant kan sesame unat muslim supaya tidak terjerumus dalam keburukan, kemaksiatan dan rayuan setan supaya kita masuk neraka bersama mereka .

3. Tujuan dalam Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar.
Tujuan kita dalam Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar adalah supaya kita dapat menyuruh kapada sesama umat muslim dalam kebaikan dan saling mencegah dalam keburukan, maksudnya adalah kita haruslah bisa mengajak kepada teman-teman kita saudara kita atau bahkan keluarga kita sendiri, niasalnya saja menganjak menunaikan ibadah Sholat secara berjamaah, menjalankan puasa dibulan Ramadhan, mengingatkan agar supaya menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Dan agar kita dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di ahirat.

4. Dan langkah-langkah dalam beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar.
Yang pertama kita harus bisa melakukan sendiri apa yang diperintahkan oleh Allah dan bisa menjauhi apa yang dilarang oleh Allah,baru setelah itu kita Beramal Ma’ruf dan Bernahi Munkar dilingkungan keluarga kita sendiri, kemudian pada saudara-saudara kita baru yang terahir pada teman-teman kita atau orang-orang yang kita kenal.

126 Cara ber amal baik dan mencegah munkar

(Sri Wijayanti Tri Hapsari)

Cara yang dilakukan dalam beramal baik adalah:

1. Berusaha untuk menjadi manusia yang berguna
2. Tidak pernah berputus asa dalam melakukan hal-hal yang baik
3. Ikhlas menolong sesama
4. Tidak pernah mangharapkan imbalan atas kebaikan yang telah dilakukan terhadap oranglain


Cara yang dilakukan untuk mencegah munkar adalah :

1. Mendekatkan diri pada ALLAH S.W.T
2. Berusaha menjaga agar hati selalu bersih dari prasangka-prasangka yang tidak baik
3. Selalu berpikir positif terhadap masalah yang dihadapi
4. Menanamkan pada diri sendiri bahwa setiap masalah yang dihadapi memiliki hikmah
5. Senang melihat oranglain bahagia dan selalu menolong jika oranglain mendapatkan kesulitan
6. Hindari sifat iri dengki,dan prasangka-prasangka buruk pada oranglain
7. Berusaha untuk bisa mengedalikan diri dari sifat amarah dan sifat-sifat yang tidak terpuji lainnya.

065 Saya ingin menjadi pengusaha muda

(Evan Nugraha)

Saya ingin menjadi pengusaha muda. Mengapa saya ingin menjadi pengusaha? Karena saya ingin mengikuti jejak Nabi Muhammad saw yang sejak usia 12 tahun sudah mulai berdagang (atau bisa disebut sebagai pengusaha). Bukankah kita hidup dianjurkan untuk mengikuti pedoman hidup Nabi Muhammad saw? Saya ingin menjadi pengusaha karena saya ingin membahagiakan orang tua dan orang-orang di sekitar saya. Dan saya memiliki mimpi untuk membangun panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu dan juga anak-anak jalanan, karena dengan begitu kita bisa membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah pekerjaan anak di bawah umur. Saya mempunyai misi untuk membuat dan mencetak pengusaha-pengusaha baru agar Indonesia tidak lagi mempunyai pengangguran. Kemudian, setelah tidak ada lagi pengangguran, misi saya selanjutnya adalah mengajak seluruh orang di Indonesia menjadi pengusaha. Mungkin anda bertanya, jika semua orang di Indonesia menjadi pengusaha, maka siapa yang menjadi karyawan? Saya jawab, dengan cara meng-impor TKA (Tenaga Kerja Asing), tidak ada lagi ekspor TKI. Lagipula, dengan menjadi pengusaha kita bisa bersedekah lebih banyak daripada menjadi karyawan, mengapa? Karena karyawan itu gajinya pasti dan tetap. Sedangkan menjadi pengusaha, pendapatannya tidak pasti, dan jarang sekali pendapatan pengusaha itu lebih kecil dari karyawan. Seperti Bill Gates, lebih dari setengah pendapatannya digunakan untuk yayasan yang didirikannya (itu termasuk sedekah lho). Begitu banyak pengusaha yang mampu membiayai pembangunan-pembangunan untuk masyarakat, misalnya seperti tempat-tempat pendidikan, mushalla, masjid, panti asuhan, panti jompo, dan sebagainya. Coba lihat, pasti banyak sekali pahala yang didapat oleh para pengusaha, itu salah satu manfaat positifnya. Manfaat positif yang lainnya adalah mempunyai banyak hubungan silaturrahmi, mempunyai nama baik, waktu untuk bersama keluarga lebih banyak (karena usaha sudah dijalankan oleh karyawan), bisa memberangkatkan orang tua untuk berhaji, membantu orang-orang terdekat dan di sekitarnya yang ingin melakukan umrah, dan banyak lagi yang lainnya. Manfaat positif itulah yang ingin saya lakukan dan dapatkan. Tetapi hati-hati, banyak juga pengusaha yang berada di jalan yang salah, misalnya seperti membangun usaha diskotik, membangun usaha penjualan narkoba, dan lain-lain yang dapat merugikan orang lain, dan mereka hanya mementingkan uang. Uang itu bukan segalanya, tetapi gunakanlah uang tersebut untuk berjihad di jalan Allah swt. Tetapi bukan berarti juga kita tidak berhak menggunakannya untuk kepentingan kita. Seperti Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya yang menggunakan rezeki mereka untuk kepentingan dakwah, untuk kepentingan pemerintahan (pada zaman Nabi Muhammad saw), atau bersedekah. Mungkin jika anda membaca tentang kehidupan Nabi Muhammad dan para sahabatnya, mungkin anda akan terkejut dan terkagum-kagum berapa banyak rezeki yang mereka gunakan di jalan Allah swt. Meskipun kita menjadi pengusaha, kita harus selalu berpegang teguh pada pedoman hidup Nabi Muhammad saw, yang selalu melakukan sesuatu dengan cara yang baik. Saya belajar cara Nabi Muhammad saw dari buku-buku karya Ippho Santosa, yaitu di antaranya buku yang berjudul “Muhammad Sebagai Pedagang” dan “7 Keajaiban Rejeki”. Didalam buku tersebut banyak sekali bagaimana dan apa yang harus kita jaga dan kita lakukan ketika menjadi pengusaha. Saya mengagungkan orang yang menjadi pengusaha, asalkan tetap di jalan yang benar. Maka dari itu, marilah kita menjadi pengusaha, karena manfaat yang kita akan dapatkan tidak terbatas.

166 TUJUAN HIDUP SAYA DALAM MENUJU KE-DEPAN

(Yessy paradipa)


Tujuan hidup saya adalah


1. Saya ingin menjadi seorang yang tekun beribadah.
2. ke-dua saya ingin membuat diri saya bangga dengan kemampuan yang saya punya dan kemampuan itu juga bisa bermanfaat terutama bagi orang banyak.
3. ke-tiga saya juga ingin sekali membahagiakan orang tua saya.


CARANYA ADALAH..

Kalau ingin mencapai tujuan kita tidak boleh meninggalkan kewajiban dalam beribadah dengan cara mematuhi segala perintahnya yang ada di dalam kitab suci AL-QUR’AN maupun juga bisa mendengarkan dalam pengajian umum atupun dengan ceramah rohani yang di adakan dimasjid ataupun dimushola terdekat.Poin yang ke-dua kita harus selalu berusaha dengan semaksimal mungkin bila ada suatu kegagalan kita tidak boleh menyerah sebelum tercapainya tetapi bila suatu usaha tidak didampingi dengan berdo’a dan tanpa restu dari orang tua akan selalu terhambat dengan sesuatu hal.
Poin yang ke-tiga dengan cara kalau kita belum bisa memberi apa-apa kita paling tidak kalau kita di suruh kita harus mentaatinya dan jangan membuat orang tua sedih dengan apa yan kita perbuat tetapi perbuatan kita membuat mereka sedih..

Rabu, 29 Desember 2010

143 Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

(IQBAL ADHIM)

AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR

Arti Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
=> Al-Ma’ruf merupakan tentang segala sesuatu yang dicintai ALLAH SWT baik perkataan, perbuatan yang lahir maupun batin yang mencakup niat, ibadah, struktur, hukum dan akhlaq. Dan disebut ma’ruf karena fitrah yang masih lurus dan akal yang sehat mengenalnya dan menjadi saksi kebaikannya. Dan makna amar ma’ruf adalah berdakwah untuk melaksanakannya dan mendatanginya dengan disemangati.

=> Al-Munkar adalah segala sesuatu yang mencakup segala sesuatu yang dibenci ALLAH dan tidak diridhai-NYA, baik berupa perkataan, perbuatan yang lahir maupun yang batin, termasuk di dalamnya syirik, penyakit-penyakit hati, menyia-nyiakan ibadah, perbuatan yang keji, dll. Dan disebut munkar karena fitrah yang lurus dan akal sehat mengingkarinya, bersaksi atas keburukannya, bahayanya dan kerusakannya. Dan makna nahi munkar adalah mencegah manusia dari mendatangi dan melakukannya dengan menjauhkan darinya menghal-halangi darinya dan memotong sebab ke arahnya.

Di antara kewajiban asasi dalam Islam adalah kewajiban melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, suatu kewajiban yang dijadikan oleh Allah Swt. sebagai salah satu dari dua unsur pokok keutamaan dan kebaikan umat Islam. Sebagaimana halnya Allah Swt. memuji orang-orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar, maka Allah Swt. mencela orang-orang yang tidak menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.

Dengan demikian, seorang Muslim bukanlah semata-mata baik terhadap dirinya sendiri, melakukan amal saleh dan meninggalkan maksiat serta hidup di lingkungan khusus, tanpa peduli terhadap kerusakan yang terjadi di masyarakatnya. Muslim yang benar-benar Muslim adalah orang yang saleh pada dirinya dan sangat antusias untuk memperbaiki orang lain.

Tidak ada keselamatan bagi seorang Muslim dari kerugian dunia dan akhirat, kecuali dengan melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Maka setiap kemungkaran yang terjadi pada suatu masyarakat Muslim hanyalah disebabkan oleh kelengahan masyarakat Muslim itu sendiri.

Jadi agar menjadi yang terbaik, maka kita harus berani di tengah-tengah masyarakat untuk melakukan perbaikan di segala bidang kehidupan. Dengan menjadi umat terbaik, maka kita bisa memelihara kehidupan manusia dari berbagai macam keburukan dan kerusakan, baik keburukan dalam akhlaq, keburukan dalam sistem ekonomi, keburukan dalam dunia politik, kerusakan dalam dunia pendidikan, dan lain sebagainya. Upaya pemeliharan yang harus kita lakukan adalah dengan senantiasa menggulirkan amar ma’ruf nahi munkar. Dan agar upaya amar ma’ruf nahi munkar ini berlangsung dengan baik, maka kita harus memiliki kekuatan yang memadai. Tanpa dukungan kekuatan yang memadai, sebuah jama’ah akan mengalami kesulitan dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan sempurna.

Kekuatan yang dimaksudkan di sini bukan hanya berupa senjata saja, tapi yang lebih penting adalah kekuatan ruhiyah (kekuatan mentalitas). Dengan kondisi ruhiyah yang baik dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar, kita tidak akan dikendalikan oleh perasaan kita. Ketika seorang da’i dalam berdakwah dikuasai oleh perasaannya, akan mudah merasa tidak enak ketika harus berdakwah kepada orang tuanya, atau kepada saudaranya, atau kepada mantan gurunya. Kita harus merasa lebih tidak enak kepada Allah kalau kita tidak berdakwah.

023 sulit menemukan orang baik di bumi ini

(Agus Pujianto)


“Saat ini rasanya sangat sulit menemukan orang baik di bumi ini”. Hal itu karena Negara Indonesia sudah terlalu banyak menyerap budaya luar yang sebenarnya kurang baik untuk budaya Indonesia itu sendiri. Seperti kita ketahui sendiri, anak muda jaman sekarang lebih mendengarkan lagu-lagu barat dari lagu-lagu Indonesia, yang bahkan mereka tidak mengetahui arti dan maksud dari lagu itu. Mereka lebih sering mendengarkan lagu Rock daripada lagu Islami.

Tanpa mereka sadari bahwa hal itu akan mempengaruhi karakter mereka. Seperti para pecinta lagu rock identik dengan gaya metalnya. Hal ini berarti anak muda jaman sekarang sudah terjajah oleh Negara lain. Jiwa mereka sudah terjajah untuk lebih menyukai musik barat daripada musik lokal, dan secara tidak langsung mereka didik untuk menjauhi Islam melalui media elektronik.

Saya di sini Cuma bias berpesan pada diri saya sendiri dan kita semua agar kita tidak terjerumus ke dalam jebakan itu. Dan bagi orang tua, mari kita didik anak-anak kita dengan budaya asli Negara kita.

027 Yang Perlu dilakukan..

(Khoirul Anam)


hal yang perlu dilakukan agar kita dapat beramal ma'ruf dan mencegah yang munkar:

menurut saya hal yang perlu dilakukan agar kita dapat beramal ma'ruf adalah dengan melaksanakan tugas kita sebagai umat muslim seperti menjalankan sholat 5 waktu, membaca al qur'an, beramal kepada fakir miskin dan lebih mendekatkan diri kepada ALLAH SWT agar kita tidak terjerumus pada perbuatan tercela yang dilarang oleh agama islam.

menurut saya hal yang perlu dilalukan agar dapat menghindari / mencegah munkar adalah dengan cara menghinadari perbuatan perbuatan yang tercela dan diharamkan oleh agama islam seperti berbuat maksiat, memakan / meminum yang haram, berbuat semena-mena, dan perbuatan tidak terpuji lainnya agar terhindar dari yang munkar.

030 Cara BerAmar Ma'ruf

(LEO AGTHAFLAURIAN)


menurut saya hal yang perlu dilakukan agar kita dapat beramal ma'ruf adalah dengan melaksanakan tugas kita sebagai umat muslim seperti menjalankan sholat 5 waktu, membaca al qur'an, beramal kepada fakir miskin dan lebih mendekatkan diri kepada ALLAH SWT agar kita tidak terjerumus pada perbuatan tercela yang dilarang oleh agama islam.

menurut saya hal yang perlu dilalukan agar dapat menghindari / mencegah munkar adalah dengan cara menghinadari perbuatan perbuatan yang tercela dan diharamkan oleh agama islam seperti berbuat maksiat, memakan / meminum yang haram, berbuat semena-mena, dan perbuatan tidak terpuji lainnya.

006 Cara Beramar Ma'ruf

(Agus Prihambodo)

menurut saya hal yang perlu dilakukan agar kita dapat beramal ma'ruf adalah dengan melaksanakan tugas kita sebagai umat muslim seperti menjalankan sholat 5 waktu, membaca al qur'an, beramal kepada fakir miskin dan lebih mendekatkan diri kepada ALLAH SWT agar kita tidak terjerumus pada perbuatan tercela yang dilarang oleh agama islam. sesama manusia kita juga harus membantu satu sama lain dan tidak membeda bedakannya. kita tidak harus beramal uang saja tetapi juga beramal kebaikan.

menurut saya hal yang perlu dilalukan agar dapat menghindari / mencegah munkar adalah dengan cara menghinadari perbuatan perbuatan yang tercela dan diharamkan oleh agama islam seperti berbuat maksiat, memakan / meminum yang haram, berbuat semena-mena, dan perbuatan tidak terpuji lainnya. kita dapat belajar banyak dari bacaan alquran, atau dari pengajian yang bisa kita ikuti di mushola atau masjid.

Kamis, 23 Desember 2010

128 Amal Ma'ruf Nahi Munkar

(DAVI WAHYUDI)


Dewasa ini banyak masyarakat yang lebih memilih untuk bersenag-senang dengan apapun caranya. Dengan bersenang-senang mereka tidak memikirkan apapun hal yang dilakukan. Entah bagaimana jalan pemikirannya sehingga mereka tidak menghiraukan hal yang dilakukannya benar atau salah.

Dalam Amal Ma'ruf kita diwajibkan untuk mengerjakan perintah-Nya. Kita sebagai umat muslim diwajibkan berusaha dan melaksanakan semua perintah-Nya. Dengan kita beramal kepada orang yang membutuhkan, itu merupakan salah satu kewjiban kita yang mampu. Segala hal yang kita lakukan di dunia ini pasti akan diminta pertanggungjawaban di dunia akhirat. Seperti halnya sholat fardhu dan mengaji. Hal itu adalah kewajiban kita sebagai umat muslim. Dengan kita mengerjakannya, kita dapat menambah amal baik dan pahala yang kita peroleh sangatlah banyak. Selain itu masih banyak juga hal-hal yang dapat menambah amal perbuatan kita yaitu, menolong orang yang sedang kesusahan dengan niat ikhlas, mengamalkan ilmu kepada orang lain, memberi zakat kepada fakir miskin, dll.

Sedangkan dalam Nahi Munkar, kita diharuskan untuk menjauhi semua larangan-Nya. Dalam kehidupan ini begitu banyak hal yang dapat menambah amal baik dan begitupun sebaliknya. Kita harus menjauhi hal-hal yang dapat menambah amal buruk. Selama kita hidup memang banyak hal cobaan yang membuat amal buruk kita bertambah. Kita sebagai umat muslim yang diwajibkan untuk beramal baik, dengan cara apapun kita harus menjauhi segala larangan-Nya supaya kita tidak terjerumus pada amalan yang sesat. Dengan hal itu kita dapat memperingati orang-orang terdekat kita bahkan teman kita yang telah menjauhi perintah-Nya supaya mereka bisa menyadari bahwa hal yang mereka lakukan adalah amal buruk yang dapat mejerumuskan kita ke neraka.

Maka dari itu, kita sebagai umat manusia haruslah mengerjakan sesuatu yang baik dan bermanfaat untuk amal yang kita bawa ke dunia akhirat kelak.

009 Tindakan Untuk Beramal Ma’ruf dan Mencegah dari Munkar

(Andri Retio Wasono)

Tindakan Untuk Beramal Ma’ruf dan Mencegah dari Munkar

Termasuk di dalam kewajiban yang diperintahkan Allah Swt. pada kita, adalah kewajiban memastikan enyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar adalah Fardhu (Wajib) baik atas para laki-laki maupun atas para wanita.

Mendirikan Fardhu

Bukti-bukti bagi kewajiban menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar adalah banyak. Ayat dan Hadits membicarakan tentang menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar termasuk akuntabilitas pemerintah juga, karena teks-teks itu umum dan mencakup baik para penguasa maupun orang-orang lainnya. Selain itu, meminta pertanggungan jawab pemerintah sebenarnya adalah tingkat tertinggi menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar.

Mengoreksi penguasa adalah Fardhu atas Kaum Muslim dan mematuhi penguasa yang sah tidak berarti bahwa umat Muslim tetap diam atas tindakan apapun yang munkar. Allah Swt. telah memerintah kita untuk mengawasi penguasa dan dengan tegas memerintahkan kita bahwa jika para pemerintah menyalahi hak-hak Umat Muslim atau tidak memenuhi tanggung jawab mereka terhadap rakyat atau mengabaikan urusan-urusan mereka atau melanggar aturan-aturan Allah Swt. atau mengimplementasi aturan-aturan selain dari apa yang diwahyukan Allah Swt., maka Kaum Muslimin harus menentang mereka. Orang yang tetap diam, bahkan jika dia membencinya dalam hatinya, dideskripsikan sebagai memiliki Iman yang paling lemah, Iman yang terkuat adalah yang bertindak atas perintah Allah Swt.

Yang Makruf berarti kewajiban-Kewajiban Islam, dan yang Munkar berarti Haram. Sebagai para wanita Muslim, kita harus punya pengetahuan Haram dan Halal. Kita harus tahu adalah kewajiban atas kita untuk menyerukan melawan yang Haram, dan menyerukan kepada Islam. Tidaklah diperbolehkan bagi kita untuk mengabaikan suatu Haram atau tidak diterapkannya suatu yang Wajib.

Sholat itu Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar
Segala puji bagi Allah Ta’ala, sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in serta kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka sampai hari Qiyamat.

Qurthubi menyebutkan, dalam teks ayat tersebut Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan kaum Muslimin, untuk membaca Al Qur’an dan berhukum dengannya. Kemudian menegakkan sholat dengan memperhatikan waktu, wudhu, bacaan, rukuk-sujud, tasyahud dan seluruh syarat-syarat sahnya sholat. Maksud sholat di situ adalah sholat wajib lima waktu yang Allah akan ampuni dosa-dosa hamba-Nya bila menegakkannya. Sebagaimana hadist Nabi yang dikeluarkan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah. Nabi bersabda : Apa pendapat anda jika ada orang mandi di sungai depan anda sebanyak lima kali sehari ? Apakah masih menempel di badanya itu kotoran ? Jawab para Sahabat, Tidak, tidak ada lagi kotoranya ( bersih betul ). Jawab Nabi, itulah contoh sholat lima waktu. Allah menghapus dosa dan kesalahan-kesalahan hamba-Nya.

Dalam sholat itu ada tiga unsur penting, yaitu Ikhlas, khosyah ( takut ) dan dzikrullah ( ingat kepada Allah ). Maka jika tiap sholat tidak ada ketiganya, tidaklah disebut sholat. Karena dengan kandungan ikhlas akan mengajak kepada yang ma’ruf, khosy-yah akan mencegah kepada yang mungkar dan dzikrullah akan mencakup makna mengajak ma’ruf dan mencegah mungkar.

Tidaklah sholat siapa yang tidak tho’at terhadap sholatnya. Menta’ati sholat adalah mencegah perbuatan fahsya’ dan mungkar.
Siapa telah sholat, lalu tidak beramar ma’ruf dan nahi mungkar, sholatnya tadi tidak akan menambah kecuali jauh dari Allah.

Sholat itu hanyalah mencegah keji dan mungkar, jika sholatmu tidak mencegahmu dari keji dan mungkar, maka sesungguhnya kamu tidak sholat.
Siapa yang sholatnya tidak mencegah dari fahsya’ dan mungkar, sholatnya tidak akan menambah kecuali akan jauh dari Allah. ( padahal sholat adalah dalam rangka dekat kepada allah ).

Sesungguhnya Allah telah memerintah kita untuk menegakkan sholat, yaitu dengan mendatanginya secara sempurna, yang memberikan hasil setelah sholat itu pelakunya adalah mencegah perbuatan keji dan mungkar, baik mungkar yang nampak maupun yang tersembunyi sebagaimana firman Allah tersebut di atas. Maka jika pengaruh itu tidak ada dalam jiwanya, sesunggunya sholat yang ia lakukan itu hanyalah bentuk gerakan dan ucapan-ucapan yang kosong dari ruh ibadah, yang justru menghilangkan ketinggian dan kesempurnaan arti sholat. Allah telah mengancam terhadap pelaku sholat dengan kecelakaan dan kehinaan. Fawailullilmusholliin, alladziinahum fii sholaatihim saahuun, artinya Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.

113 kewajiban setiap Muslim

(RIZKI HUTAMA PUTRA)


“Islam mulanya dianggap aneh (asing) dan akan kembali dianggap asing seperti semula. Maka kabar gembira yang besar bagi orang-orang yang dianggap aneh (asing), yaitu, orang-orang yang memperbaiki (menjalankan dengan baik) perkara-perkara Sunnahku yang telah dirusak setelahku oleh orang-orang.” (HR. Ahmad dan Muslim).

Karenanya, merupakan tugas dan kewajiban setiap Muslim untuk selalu menjaga kemurnian Agama, dengan senantiasa menegakkan kebenaran dan mencegah setiap bentuk kemungkaran. Tentunya kita pernah membaca dan mendengar permisalan yang pernah disampaikan oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam

Karena itu, Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah kewajiban setiap Muslim yang paling utama, yang akan menjadi jalan keselamatan dan menghindarkan dari murka Allah, di dunia maupun di akhirat. Amar Ma’ruf Nahi Munkar harus tegak, dalam segala sekala sosial; individu, keluarga, masyarakat, nasional bahkan interna-sional. Kita harus senantiasa ingat bahwa Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah perintah Allah Subhanahu Wata’ala, yang mana Allah menjanjikan keberuntungan bagi kita bila ditegakkan.

Mengajak berbuat kebaikan

Mengajak berbuat kebaikan sangatlah mudah misalnya yangsedarhana dan simpel adah dengan cara senyum kepada teman misalnya dengan begitu kita sudah berbuat kebaikan .contoh selanjutnya yang sangat sederhana saja apabila ada teman yang tidak membawa perlengkapan tulis misalnya bolpoin kita harus meminjaminya dengan hanya meminjamkan bolpoin kita sudah berbuat yang ma'ruf.

Cara menjauhkan diri dari yang mungkar adalah dengan cara mengikuti kegiatan kemahasiswaan yang ada di kampus dangan begitu kita akan terhindar dari hal-hal yang munkar.contoh selanjutnya kita mendirikan sebuah organisasi yang sifatnya membantu masyarakat ,misalnya baksos dengan begitu kita akan disibukkan oleh kegiatan-kegiatan yang bersifat positif jadi kita tidak ada waktu untuk berbuat yang nigatif/munkar.

184 Beramar ma'ruf nahi mungkar

(Moh.Fatoni )

Assalamuallaikum Wr Wb

Di sini saya akan menulis apa-apa yang dapat saya lakukan untuk amar ma’ruf nahi munkar adalah :

1. Segala setuatu yang Saya lakukan haruslah berdasarkan lillahtaala, bahwa niat saya melakukan suatu pekerjaan adalah salah satu dari ibadah saya yang memang seharusnya kita niatkan karena Allah.

2. Sebelunm kita mengingatkan orang lain, seyogyanya kita menginstropeksi diri kita sendiri, “sudah benarkah perbuatan kita “ sebelum menegur oranng di g lain , karena masyarakat sangat sensitive terhadap orang-orang yang hanya manis di mulut, tapi untuk mengerjakannya nihil, Ini dapat menyebabkan kepercayaan ke pada kita akan menurun, atau bahkan kita dicriap sebagai orang munfik.

3. Setelah di rasa sudah memenuhi sarat diatas, amar ma’ruf nahi munkar dapat di lakukan dengan dimulai dari diri kita sendiri, misalnya kita melakukan perbuatan baik, maka secara tidak langsung orang-orang di sekeliling kiata akan merasakan dampak positifnya, maka mereka akan ikut dalam berbuat baik, berarti disini kita mencoba untuk memberi contoh.

4. Janganlah kita ikut terjerumus dalam perbuatan yang negative, misalnya pergaulan bebas, rokok, sek bebas, dan hal-hal negative lainnya.

Mungkin hanya penjelasan singkat ini yang dapat saya tuliskan untuk memulai dari diri sendiri untuk amar ma’ruf nahi munkar,sebenarnya masih banyak lagi hal-hal yang perlu di lakukan, namun karena keterbatasan penulis maka saya ucapkan terimakasih banyak.

Wassalamualaikum Wr Wb

181 cara mengamalkan amal ma'ruf nahi mungkar

(KUSWANTO)


cara mengamalkan amal ma'ruf nahi mungkar

-menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah:
di antaranya:

1.meningkatkan iman dan takwa
2.berbuat baik pada sesama umat manusia
3.saling tolong menolong
4.mencari ilmu yang bermanfaat
5.menjalankan sunnah rasul

-yang menjauhi larangannya di antaranya:
1.menjauhi maksiat
2.mempertebal iman

Buah Dari Amar Ma’ruf Nahi Munkar
1. Keselamatan dari siksa Ilahi serta mendapatkan ridha serta jannah-NYA.
2. Terpeliharanya dunia ini dari menjadi sarang keburukan dan
kejahatan yang menyulitkan untuk terlaksananya penghambaan kepada ALLAH
SWT.
3. Ditegakkannya argumentasi bagi para pelaku kejahatan dan keburukan.
4. Mengingatkan yang lalai dan mengangkat yang tenggelam dalam noda apalagi bagi kaum muslimin.
5. Membentuk opini umum bahwa muslim yang merdeka adalah sangat
menjaga etika ummat, keutamaan, akhlaq serta hak-haknya dan menjadikan
mereka pribadi dan penguasa yang paling kuat fisiknya serta paling patuh
pada hukum.
6. Memunculkan sensitifitas tentang makna ukhuwwah dan saling
tolong-menolong dalam dalam kebaikan dan taqwa dan saling memperhatikan
antara kaum muslimin dengan yang lainnya.
7. Penjagaan seluruh lapisan masyarakat secara umum maupun khusus.

098 Amar ma'ruf

(DIDIK HARIYANTO)


‘Amar ma'ruf’

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yg telah memberikan ni’mat iman dan Islam kepada kita. Aku bersaksi tiada Tuhan yg wajib disembah kecuali Allah. Tiada sekutu baginya. Dialah yg memiliki kerajaan langit dan bumi. Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad saw adl utusan Allah. Semoga selawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah saw keluarganya sahabatnya dan orang-orang yg mengikuti jalan hidupnya. Kaum Muslimin rahimakumullah!Iman kepada Rasulullah saw adl salah satu dari Rukun Iman. Tidak sah keimanan seseorang tanpa iman kepada Rasulullah saw. Iman kepada Rasulullah saw maksudnya kita mengimani bahwa Rasulullah saw adl seorang manusia biasa yg diutus oleh Allah SWT dan dilengkapi dgn wahyu utk sekalian manusia bahkan utk sekalian alam. Apa yg dibawanya berasal dari Allah dan bukanlah dari perkataan hawa nafsunya dan beliau tidaklah sesat dan bukan orang bodoh sebagaimana yg dituduhkan kaum musyrikin saat itu. Beliau adl makhluk Allah yg telah dipilih oleh Allah SWT dan beliau membawa wahyu dari Allah yg wajib kita beriman kepada segala apa yg beliau bawa. Mencintai Rasulullah saw Mencintai Rasulullah saw bukanlah hanya sekedar ucapan atau pengakuan. Telah banyak hadis-hadis Rasulullah saw yg menceritakan tentang orang-orang yg mengaku cinta kepada Rasulullah tetapi mereka tidak mau mengamalkan sunahnya. Sebagian orang-orang yg mengaku bahwa hatinya baik lalu tidak mengamalkan perintah-perintah Allah dan sunah-sunah Rasulullah. Sebagaimana kata ulama kita ketika orang ramai-ramai mengaku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya lalu Allah SWT menurunkan satu ayat yg dgn ayat itu sebagai batu ujian kebenaran orang yg mengakui itu. Allah SWT berfirman yg artinya “Katakanlah ‘Jika kamu mencintai Allah ikutilah aku niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Ayat ini merupakan bantahan yg sangat keras dan jelas sekali kepada orang-orang yg sudah mengaku mencintai Rasulullah tetapi tidak mau mengamalkan sunahnya. Untuk mengetahui cinta seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya adl dgn mengikuti sunah beliau saw. Sekarang ini banyak orang yg jika diperingatkan mengapa ia tidak salat maka ia mengatakan “Biarpun saya tidak salat yg penting hati saya baik” atau “Biar tidak pakai jilbab yg penting hati saya baik.” Rasulullah saw bersabda “Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adl hati.” Hadits tersebut merupakan dalil yg jelas dan tegas membantah ucapan-ucapan mereka. Rasulullah saw mengatakan kalau hati itu baik maka baiklah seluruh anggota tubuhnya dikandung maksud seluruh anggota tubuh akan tunduk kepada hukum Allah saw. Apabila seorang tidak melaksanakan sunah atau tidak melaksanakan hukum Allah saw maka sudah barang tentu bahwa orang itu hatinya berpenyakit. Kaum muslimin rahimakumullah!Cinta kepada Rasulullah saw adl wajib bagi kita sebagaimana mengimani kenabian atau kerasulan beliau dan orang yg mengingkarinya dihukumi kafir. Adapun bagi orang yg beriman kepada Allah dan hari akhir tetapi tidak mencintai Rasulullah saw maka akan mendapatkan dosa sampai kecintaanmu kepadaku lbh dari dirimu sendiri perlu mau mendalaminya secara keseluruhan sehingga dapat menyebarkan ilmunya kepada umat utk beramar ma’ruf nahi munkar. Sunah adl perkataan Rasulullah saw perbuatan dan diamnya Rasulullah dan juga sifat-sifat beliau yg jasmani dan akhlaq baik setelah diutus maupun sebelum diutus. Mereka para sahabat yg bertakwa berusaha utk tidak meninggalkan satu sunah pun dari Rasulullah saw. Bahkan tak seorang pun di antara mereka yg berkata ini sunah yg kecil ini sunnah yg besar. Mereka hanya berusaha senantiasa menjalankan sunnah. Untuk dapat mengamalkan sunah Rasululah saw seseorang harus mengetahui hadis-hadis Rasulullah saw dan mempelajarinya. Hal itu merupakan amalan utama yg akan memberikan pahala yg sangat besar. Dari Ibnu Mas’ud ra berkata “Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda ‘Allah akan mencerahkan wajah orang-orang yg telah mendengar haditsku dan memahami hadisku menyampaikannya sebagaimana apa yg mereka dengarkan. Karena boleh jadi orang yg disampaikan lbh mengerti daripada pendengarnya sendiri.’” Banyak ulama yg berkata bahwa mempelajari hadis adl seutama-utama menuntut ilmu bahkan lbh utama dari ibadah-ibadah sunah. Waqi? ibnu Jarrah rahimahullah salah seorang guru dari Imam Syafi?i yg juga ahli ibadah dan ahli wara’ berkata “Seandainya menuntut ilmu hadis tidak lbh utama dari salat sunah maka saya lbh baik berzikir bertasbih dan melakukan ibadah sunah.” Beruswah dan Berkudwah dgn Beliau saw dan Melaksanakan Seluruh Perintahnya dan Meninggalkan Larangannya Artinya kita harus menjadikan Rasulullah saw sebagai idola kita dgn kata lain tidak ada makhluk yg lbh besar di hati kita kecuali Rasulullah saw. Bersegera melaksanakan apa saja sebagaimana yg beliau lakukan sebagai idola atau panutan kita. Allah SWT berfirman “Apa yg diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yg dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya.” Mengagungkan Sunah Rasulullah Artinya ketika sampai kepada kita sunah Rasulullah saw tidak selayaknya kita menganggap remeh dgn mengatakan “Ini hanya sunah.” Seorang yg mengagungkan sunah tidak akan pernah berkata demikian. Bila sampai kepadanya sunah akan memberi pengaruh pada jiwanya yakni langsung timbul perasaan takut dan berharap kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan utk dapat melakukan sunah tersebut. Inilah yg terjadi pada para sahabat. Mereka tidak melihat apakah hukumnya wajib atau tidak namun jika jelas dari Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali mengamalkannya. Allah SWT berfirman “Maka hendaklah orang-orang yg menyalahi/menyelisihi perintah Rasulullah takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yg pedih.” Sahabat Abdullah bin Umar ra sangat mirip bahkan nyaris tanpa beda sedikitpun dgn Rasulullah saw dgn mengikuti cara berpakaian cara makan Rasulullah saw bahkan bila Rasulullah tidur di suatu tempat ia pun akan tidur di tempat tersebut. Anas bin Malik ra cinta utk makan buah labu hanya krn melihat Rasulullah senang dan selalu mencari buah tersebut. Menghidupkan Sunah Lewat Pengamalan Menghidupkan sunah Rasulullah pahalanya sangat besar terutama ketika sunah tersebut sudah tidak dikenal oleh masyarakat dan itulah hakikat ihya . Orang yg menghidupkan sunah ibarat pelopor dan kapan diikuti maka ia akan mendapat pahala dari orang-orang yg mengikutinya. Itulah makna hadis Rasulullah saw “Barangsiapa yg membuat sunah di dalam Islam sunah yg baik maka baginya pahala dan pahala orang yg mengamalkannya sesudahnya tanpa mengurangi pahala orang yg mengikutinya. Dan barangsiapa yg melakukan sunnah dalam Islam sunah yg buruk maka baginya dosa dan dosa orang yangmengikutinya tanpa mengurangi dosa orang tersebut.” Rasullullah saw bersabda “Sesungguhnya di belakang kalian wahai sahabatku ada yg dinamakan hari-hari yg membutuhkan kesabaran orang-orang yg berpegang teguh pada hari itu terhadap apa-apa yg kalian pegangi saat ini akan mendapat pahala 50.” Sahabat bertanya ‘Perbandingannya itu dgn kami atau dgn mereka ?’ Kata Rasulullah ‘ Dibandingkan dari kalian .’” . Hari yg membutuhkan kesabaran adl hari ketika banyak orang yg meninggalkan sunah bahkan banyak yg mencemooh orang yg mau menjalankan sunah ditertawai diejek bahkan mungkin diintimidasi dipenjara dan lainnya. Hadis yg sahih di atas sudah cukup sebagai alasan bagi kita utk menghidupkan sunah. Sekarang ini banyak orang yg jika melihat seseorang yg ingin menghidupkan sunah mereka menganggap remeh pelaku sunah tersebut dan mengatakan “Kalian hanya menghidupkan sunah-sunah yg kecil namun tidak pernah menghidupkan masalah yg lbh besar.” Misalnya orang yg banyak berbicara masalah politik kadang begitu meremehkan orang-orang yg sibuk dgn sunah-sunah yg jelas datangnya dari Rasulullah saw. Padahal meskipun para sahabat ra sibuk mengurus masalah yg besar seperti khilafah tidak pernah seorang pun yg meremehkan masalah tersebut. Dikisahkan oleh Imam Bukhari dalam hadis tentang “Khalifah Umar bin Khattab ra” bahwasanya Umar bin Khattab ra pada masa detik-detik terakhir kekhalifahannya beliau masih sempat memperhatikan masalah yg dianggap orang sebagai sesuatu yg remeh. Ketika melihat seorang pemuda yg datang utk menjenguknya kemudian pulang yg pada waktu itu kelihatan kain sarungnya menyentuh tanah maka beliau berkata “Panggil kembali pemuda itu!” Berkata ?Umar bin Khattab ra “Wahai anak saudaraku angkatlah pakaianmu krn dgn itu membuat pakaianmu lbh tahan dan perbuatan itu lbh takwa kepada Robbmu!” Padahal ketika itu beliau dihadapkan pada suatu keadaan dimana membicarakan kekhalifahan merupakan hal yg sangat penting dan mendesak. Para ulama berkata “Di sini Umar ra tidak membedakan hal itu sebagai masalah yg kecil atau besar walaupun sedang mendesak perlu dibicarakan masalah kekhalifahan tetapi beliau memandang bahwa hal tersebut adl hal yg tidak boleh didiamkan. Adanya Kemarahan yg Sangat terhadap Orang yg Menyelisihi Sunah atau Berpaling Darinya Abdullah bin Mughaffal ra pernah melarang seseorang berburu dgn ketapel. Beliau mengatakan Rasulullah saw melarang perbuatan seperti itu krn hanya akan menyiksa dan mengenai mata buruan saja dan tidak mematikannya. Salah seorang keluarganya mengatakan “Tidak mengapa biarlah saya menggunakannya.” Lalu Beliau berkata “Saya sudah menyebutkan hadis tentang larangannya namun kamu tetap melakukannya maka sejak saat ini saya tidak mau mengajakmu lagi berbicara.” Itulah beberapa contoh bagaiamana para sahabat menjalankan sunah-sunah yg telah diajarkan Rasulullah saw. Mereka para sahabat yg mulia tidak memandang remeh dalam tiap sunah Rasulnya. Oleh krn itu marilah kita kaum muslimin utk bersama-sama berusaha dgn semaksimal mungkin utk menghidupkan sunah Rasulullah saw. Semoga kita kelak dapat dikumpulkan bersama keluarga besar kaum muslimin yg mendapat syafaatnya amin.


mungkar
Munkar merupakan lawan dari kata ma’ruf. Jika ma’ruf merupakan sesuatu yang dikenal kebaikannya, munkar merupakan sesuatu yang dikenal kejelekannya.
Munkar tidak hanya berupa perbuatan atau tindakan, tetapi bisa juga berupa perkataan. Setiap perkataan yang menjauhkan diri dari Allah swt adalah perkataan munkar. Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun .
Beberapa contoh perbuatan munkar:

Homoseks atau lesbian
Salah satu masalah yang dihadapi nabi Luth adalah merajalelanya homoseks (lesbian) di masyarakatnya. Sehingga beliau berkata kepada kaumnya ”Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki,menyamun, dan mengerjakan kemunkaran ditempat-tempat pertemuan itu

Berzina
Berzina,yakni melakukan persetubuhan diluar nikah-apalagi memperkosa-adalah perbuatan munkar. Menurut Al-Quran, ketika Maryam sudah menggendong bayi (putranya,Isa putra Maryam)- padahal menurut kaumnya, Maryam tidak punya suami, maka kaumnya menuduh Maryam telah berbuat inkar(zina): ”Hai Maryam,sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat munkar(fariyya)

Membunuh
Sebelum Musa as. mengikuti Khidr, sudah diberi syarat oleh Khidr agar Musa tidak mempertanyakan apa yang dilakukan Khidr sebelum diberi penjelasan. Ketika Khidr membocorkan perahu,Musa tidak sabar dan mempertanyakan alasan pembocoran itu kepada Khidr. Begitu juga ketika Khidr membunuh seorang pemuda, Musa berkata,”Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan perbuatan yang munkar(nukra
Kemunkaran ditandai dengan adanya sikap ”melewati batas”, sebagaimana pernah dilakukan orang-orang Yahudi dan Nasrani .Kemunkaran itu merugikan orang lain dan diri sendiri. Hati nurani manusia bisa merasakan keberadaan sesuatu yang munkar. Pelaku kemunkaran tidak akan merasakan ketentraman dan ketenangan, karena itu bertentangan dengan nurani dan fitrah manusia. Maka, ”tanyakanlah pada hati nurani !”

Allah memberi resep agar manusia tercegah dari kemunkaran,”Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Hanya saja saat ini banyak dijumpai orang yang melakukan gerakan shalat tapi sekaligus pelaku kemunkaran. Hal ini sebuah isyarat bahwa mutu shalatnya belum sesuai standar yang diinginkan Allah swt. Strategi dalam menyikapi kemunkaran yang diberikan oleh Rasulullah saw adalah: ”Barangsiapa diantara kalian melihat kemunkaran,ubahlah dengan tanganmu; jika tidak mampu, ubahlah dengan lisanmu; dan jika tidak mampu, ubahlah dengan hatimu; yang sedemikian itu adalah selemah-lemahnya iman.”

Kemunkaran yang dilakukan oleh pribadi-pribadi, bisa dihentikan dengan kekuatan individual. Tetapi kemunkaran yang tersistimatisasi, hanya efektif dihentikan oleh kebijakan-kebijakan politis(kekuasaan). Anda bisa menghentikan beberapa orang yang minum minuman keras, tetapi nyaris suatu kemustahilan menghentikan produksi minuman keras jika tidak ada kebijakan politis yang berupa pelarangan produksi dan pengedaran minuman keras di Masyarakat.

Mencegah kemunkaran merupakan kewajiban setiap muslim. Untuk melaksanakan pencegahan kemunkaran -baik yang individual maupun yang tersisitimatisasi- membutuhkan ”kekuatan”. Mengubah kemunkaran dengan hati - doa atau ”mbatin”- adalah selemah-lemah iman. Sedangkan memberi restu dan menyetujui terlaksananya kemunkaran, silakan pertanyakan adakah keimanan dihati orang yang menyetujuinya.

106 Amar Ma'ruf

(Masbukhin Dwiyoga)

1.kita selalu dianjurkan untuk beribadah 5 waktu dan selalu mendekatkan diri kepada ALLAH swt.
2.jika kita sedang marah, hendaknya cepat mengambil air wudlu agar fikiran menjadi tenang.
3.selalu beristighfar dan berihtiar.
4.tabah menjalani setiap cobaan.
5.tidak pernah menyerah dan putus asa.
6.selalu berfikir positif.
7.sering beramal dan membantu kaum yang kurang mampu.
8.tidak melakukan perzinahan dan hal2 yang di larang oleh agama.

112 Amar Ma`ruf Nahi Munkar

(Mochammad Zainul)

Amar Ma`ruf
Di zaman sekarang banyak orang yang sering melalaikan sholat demi kesenangannya sendiri. . Seharusnya kita dalam kehidupan sehari-hari mencontohkan perbuatan yang baik agar semua orang dapat menirukan berbuatan yang baik juga. Seperti mengajak orang untuk sholat berjama’ah,puasa,bersedekah bagi orang yang tidak mampu,dll. Agar mereka menjadi orang yang di cintai oleh Allah.

Nahi Munkar

Di kehidupan sehari-hari kita sering melihat orang yang melakukan perbuatan maksiat , perkataan yang hina ,syirik,lalai pada ibadah,dll. Hal ini tentu yang paling dibenci oleh Allah. Seharus kita harus mencegah hal tersebut dengan cara mengingatkannya bahwa hal itu sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kita sering tidak sadar bahwa semua ini milik Allah dan nanti kita juga akan kembali kepada-Nya.

099 CINTA DAN BENCI KARENA ALLAH SWT

(Rifa'i)

CINTA DAN BENCI KARENA ALLAH SWT

Pada hakekatnya , kecintaan dan keinginan manusia pada yang ma’ruf serta kebencian dan keengganannya terhadap yang munkar adalah se-mata-2 didasarkan pada rasa cinta dan benci karena Allah SWT . Kecintaan dan kebencian itupun dilakukan sesuai dengan kemampuan masing-2 , tidak harus memaksakan diri diluar batas kemampuannya . Karena Allah tidak akan membebani hamba-Nya menanggung beban yang tak sanggup ia memikulnya
MENGENTASKAN KEMISKINAN

Kemiskinan dan kelaparan , mendekatkan orang pada kekufuran , karena ia cenderung akan membutakan orang dari cahaya kebenaran Ilahi .

104 Amar Ma'ruf Nahi Munkar

(Priyo Gono Difi Patra.)


AMAR MA'ARUF.
Hidup di dunia ini hanya sekali saja, jadi kita sebagai umat manusia harus berlomba-lomba untuk selalu melaksanakan Amar ma'aruf, mrlakukan perbuatan yang baik dihadapan Allah dan manusia, antara lain kita selalu memberi contoh kepada sesama manusia dengan cara melaksanakan sholat fardhu maupun sunnah, memberikan nasihat kepada seseorang yang salah dalam perkataan maupun perbuatannya.

NAHI MUNKAR.
Selalu melakukan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. seperti perbuatan menyekutukan Allah ( syirik ), melakukan perbuatan maksiat, yang mencangkup perzinahan, mendzalimi anak yatim, durhaka kepada kedua orang tua, suudzon kepada Allah maupun kepada sesama umat manusia.

149 BAGAIMANA USAHA ANDA UNTUK MEMBUAT SESEORANG BERAMAL MA’RUF DAN MENJAUHI YANG MUNGKAR

(HUZAIRY EKA CANDRA)

BAGAIMANA USAHA ANDA UNTUK MEMBUAT SESEORANG BERAMAL MA’RUF DAN MENJAUHI YANG MUNGKAR

Pada zaman yang serba menggunakan alat-alat teknologi canggih sekarang ini, sangat sulit untuk membuat seorang manusia benar-benar melakukan hal-hal yang Ma’ruf, dan mencegahnya dari perbuatan yang Mungkar. Sebagai orang Muslim yang masih berpikir dan InsyaAllah beriman kuat kepada Allah SWT, kita sepatutnya membantu saudara kita yang muslim untuk melakukan hal yang sama.

Seperti yang dilakukan Sunan Kalijaga, yaitu dengan cara mendekatkan seoarang manusia kepada jalan yang benar tergantung dari zaman pada masyarakat tersebut. Sunan Kalijaga pun memiliki petunjuk dari Allah untuk berda’wah menggunakan kesenian daerah masyarakat sekitar, yaitu kesenian jawa seperti wayang, gamelan dan sebagainya.
Beda dulu , beda pula sekarang. Jamanpun telah berubah sedemikian rupa. Langkah yang tepat dilakukan oleh Sunan Kalijaga dulu, tidak akan mampu untuk merubah manusia jaman sekarang yang serba modernisasi.

Hal ini tidaklah main-main, mari kita coba pikirkan dengan sungguh-sungguh. Mungkin pikiran orang akan berbeda-beda dari segi dasar dari pemikirannya. Dasar pemikiran ini biasa berpengaruh dari apa yang diterima seseorang dari kehidupannya, yang akan mempengaruhi pemikirannya untuk melakukan suatu tindakan.

Itupun terjadi pada saya, yang tidak lain adalah seorang mahasiswa teknik informatka. Bisa saja pemikiran saya ini berhubungan dengan apa yang akan dipikirkan oleh mahasiswa lainnya yang bergelut dalam bidang yang sama. Dan kebetulan jurusan saya ini berpengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari manusia khususnya di Indonesia yang sudah mulai menggunakan komputerisasi dalam segala aspek kehidupannya.

Kembali ke topik pemikiran awal, yaitu bagaimana cara saya untuk membuat manusia beramal Ma’ruf, dan mencegahnya dari yang Mungkar. Saya akan membuat banyak program-program bernuansa Islami, bahkan khusus untuk saudara-saudara Muslim saya. Misalnya seperti yang saya sedang usahakan hari ini yaitu Program Pembagian Warisan berdasarkan Islam, dan Program Peringatan Waktu Adzan Otomatis.

Selain itu masih banyak yang akan saya buat untuk hal ini, misalnya Program Penghitung Harta dan Zakat Manusia, dan program-program lainnya. Dan masalah yang kedua supaya manusia menjauhi apa yang dilarang oleh Allah SWT. Dalam jurusan saya, saya akan memBLOK situs-situs porno yang tersebar luas di dunia lain manusia jaman sekarang, yaitu Internet.

Langkah saya mungkin adalah langkah kecil yang dilakukan oleh manusia seperti saya, tetapi saya berharap semoga apa yang saya lakukan ini, berguna untuk Agama saya yang sangat saya cintai. Karena saya akan menangis dan menyesal jika manusia-manusia jaman sekarang mulai melupakan agamanya. Semoga langkah-langkah kecil yang saya lakukan ini, akan diiringi oleh langkah-langkah kecil lainnya dari teman-teman sehingga akan menjadi langkah yang luar biasa untuk Agama Islam dan seluruh kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh dunia ini, Amin...

126 Cara ber-Amar ma'ruf dan Nahi Mungkar

(Sri Wijayanti Tri Hapsari)


Cara yang dilakukan dalam beramal baik adalah:
Berusaha untuk menjadi manusia yang berguna
Tidak pernah berputus asa dalam melakukan hal-hal yang baik
Ikhlas menolong sesama
Tidak pernah mangharapkan imbalan atas kebaikan yang telah dilakukan terhadap oranglain

Cara yang dilakukan untuk mencegah munkar adalah :
Mendekatkan diri pada ALLAH S.W.T
Berusaha menjaga agar hati selalu bersih dari prasangka-prasangka yang tidak baik
Selalu berpikir positif terhadap masalah yang dihadapi
Menanamkan pada diri sendiri bahwa setiap masalah yang dihadapi memiliki hikmah
Senang melihat oranglain bahagia dan selalu menoong jika oranglain mendapatkan kesulitan
Hindari sifat iri dengki,dan prasangka-prasangka buruk pada oranglain
Berusaha untuk bisa mengedalikan diri dari sifat amarah dan sifat-sifat yang tidak terpuji lainnya.

124 Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

(Aand April)

Amar Ma’ruf Nahi Mungkar


Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu- berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.” (HR. Muslim no. 49)

Dalam riwayat lain, “Tidak ada sesudah itu (mengingkari dengan hati) keimanan sebesar biji sawi (sedikitpun)”

Hadits ini adalah hadits yang jami’ (mencakup banyak persoalan) dan sangat penting dalam syari’at Islam, bahkan sebagian ulama mengatakan, “Hadits ini pantas untuk menjadi separuh dari agama (syari’at), karena amalan-amalan syari’at terbagi dua: ma’ruf (kebaikan) yang wajib diperintahkan dan dilaksanakan, atau mungkar (kemungkaran) yang wajib diingkari, maka dari sisi ini, hadits tersebut adalah separuh dari syari’at.” (Lihat At Ta’yin fi Syarhil Arba’in, At Thufi, hal. 292)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Sesungguhnya maksud dari hadits ini adalah: Tidak tinggal sesudah batas pengingkaran ini (dengan hati) sesuatu yang dikategorikan sebagai iman sampai seseorang mukmin itu melakukannya, akan tetapi mengingkari dengan hati merupakan batas terakhir dari keimanan, bukanlah maksudnya, bahwa barang siapa yang tidak mengingkari hal itu dia tidak memiliki keimanan sama sekali, oleh karena itu Rasulullah bersabda, “Tidaklah ada sesudah itu”, maka beliau menjadikan orang-orang yang beriman tiga tingkatan, masing-masing di antara mereka telah melakukan keimanan yang wajib atasnya, akan tetapi yang pertama (mengingkari dengan tangan) tatkala ia yang lebih mampu di antara mereka maka yang wajib atasnya lebih sempurna dari apa yang wajib atas yang kedua (mengingkari dengan lisan), dan apa yang wajib atas yang kedua lebih sempurna dari apa yang wajib atas yang terakhir, maka dengan demikian diketahui bahwa manusia bertingkat-tingkat dalam keimanan yang wajib atas mereka sesuai dengan kemampuannya beserta sampainya khitab (perintah) kepada mereka.” (Majmu’ Fatawa, 7/427)

Hadits dan perkataan Syaikhul Islam di atas menjelaskan bahwa amar ma’ruf dan nahi mungkar merupakan karakter seorang yang beriman, dan dalam mengingkari kemungkaran tersebut ada tiga tingkatan:
Mengingkari dengan tangan.
Mengingkari dengan lisan.
Mengingkari dengan hati.

Tingkatan pertama dan kedua wajib bagi setiap orang yang mampu melakukannya, sebagaimana yang dijelaskan oleh hadits di atas, dalam hal ini seseorang apabila melihat suatu kemungkaran maka ia wajib mengubahnya dengan tangan jika ia mampu melakukannya, seperti seorang penguasa terhadap bawahannya, kepala keluarga terhadap istri, anak dan keluarganya, dan mengingkari dengan tangan bukan berarti dengan senjata.

Imam Al Marrudzy bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal, “Bagaimana beramar ma’ruf dan nahi mungkar?” Beliau menjawab, “Dengan tangan, lisan dan dengan hati, ini paling ringan,” saya bertanya lagi: “Bagaimana dengan tangan?” Beliau menjawab, “Memisahkan di antara mereka,” dan saya melihat beliau melewati anak-anak kecil yang sedang berkelahi, lalu beliau memisahkan di antara mereka.

Dalam riwayat lain beliau berkata, “Merubah (mengingkari) dengan tangan bukanlah dengan pedang dan senjata.” (Lihat, Al Adabusy Syar’iyah, Ibnu Muflih, 1/185)
Adapun dengan lisan seperti memberikan nasihat yang merupakan hak di antara sesama muslim dan sebagai realisasi dari amar ma’ruf dan nahi mungkar itu sendiri, dengan menggunakan tulisan yang mengajak kepada kebenaran dan membantah syubuhat (kerancuan) dan segala bentuk kebatilan.

Adapun tingkatan terakhir (mengingkari dengan hati) artinya adalah membenci kemungkaran- kemungkaran tersebut, ini adalah kewajiban yang tidak gugur atas setiap individu dalam setiap situasi dan kondisi, oleh karena itu barang siapa yang tidak mengingkari dengan hatinya maka ia akan binasa.

Imam Ibnu Rajab berkata -setelah menyebutkan hadits di atas dan hadits-hadits yang senada dengannya-, “Seluruh hadits ini menjelaskan wajibnya mengingkari kemungkaran sesuai dengan kemampuan, dan sesungguhnya mengingkari dengan hati sesuatu yang harus dilakukan, barang siapa yang tidak mengingkari dengan hatinya, maka ini pertanda hilangnya keimanan dari hatinya.” (Jami’ul Ulum wal Hikam, 2/258)
قال رجل لعبد الله بن مسعود -رضي الله عنه- : هلك من لم يأمر بالمعروف ولم ينه عن المنكر. فقال عبد الله: بل هلك من لم يعرف المعروف بقلبه وينكر المنكر بقلبه
Salah seorang berkata kepada Ibnu Mas’ud, “Binasalah orang yang tidak menyeru kepada kebaikan dan tidak mencegah dari kemungkaran”, lalu Ibnu Mas’ud berkata, “Justru binasalah orang yang tidak mengetahui dengan hatinya kebaikan dan tidak mengingkari dengan hatinya kemungkaran.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf beliau no. 37581)

Imam Ibnu Rajab mengomentari perkataan Ibnu Mas’ud di atas dan berkata, “Maksud beliau adalah bahwa mengetahui yang ma’ruf dan mungkar dengan hati adalah kewajiban yang tidak gugur atas setiap orang, maka barang siapa yang tidak mengetahuinya maka dia akan binasa, adapun mengingkari dengan lisan dan tangan ini sesuai dengan kekuatan dan kemampuan.” (Jami’ul Ulum wal Hikam 2/258-259)

Seseorang yang tidak mengingkari dengan hatinya maka ia adalah orang yang mati dalam keadaan hidup, sebagaimana perkataan Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu tatkala ditanya, “Apakah kematian orang yang hidup?” Beliau menjawab:
من لم يعرف المعروف بقلبه وينكر المنكر بقلبه
“Orang yang tidak mengenal kebaikan dengan hatinya dan tidak mengingkari kemungkaran dengan hatinya.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf beliau no. 37577)
Kemudian dalam amar ma’ruf dan nahi mungkar ada berapa kaidah penting dan prinsip dasar yang harus diperhatikan, jika tidak diindahkan niscaya akan menimbulkan kemungkaran yang lebih besar dan banyak:

Pertama: Mempertimbangkan antara maslahat dan mafsadah
Ini adalah kaidah yang sangat penting dalam syari’at Islam secara umum dan dalam beramar ma’ruf dan nahi mungkar secara khusus, maksudnya ialah seseorang yang beramar ma’ruf dan nahi mungkar ia harus memperhatikan dan mempertimbangkan antara maslahat dan mafsadat dari perbuatannya tersebut, jika maslahat yang ditimbulkan lebih besar dari mafsadatnya maka ia boleh melakukannya, tetapi jika menyebabkan kejahatan dan kemungkaran yang lebih besar maka haram ia melakukannya, sebab yang demikian itu bukanlah sesuatu yang di perintahkan oleh Allah Ta’ala, sekalipun kemungkaran tersebut berbentuk suatu perbuatan yang meninggalkan kewajiban dan melakukan yang haram.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Jika amar ma’ruf dan nahi mungkar merupakan kewajiban dan amalan sunah yang sangat agung (mulia) maka sesuatu yang wajib dan sunah hendaklah maslahat di dalamnya lebih kuat/besar dari mafsadatnya, karena para rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan dengan membawa hal ini, dan Allah tidak menyukai kerusakan, bahkan setiap apa yang diperintahkan Allah adalah kebaikan, dan Dia telah memuji kebaikan dan orang-orang yang berbuat baik dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, serta mencela orang-orang yang berbuat kerusakan dalam beberapa tempat, apabila mafsadat amar ma’ruf dan nahi mungkar lebih besar dari maslahatnya maka ia bukanlah sesuatu yang diperintahkan Allah, sekalipun telah ditinggalkan kewajiban dan dilakukan yang haram, sebab seorang mukmin hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam menghadapi hamba-Nya, karena ia tidak memiliki petunjuk untuk mereka, dan inilah makna firman Allah:
يا أيها الذين آمنوا عليكم أنفسكم لا يضركم من ضل إذا اهتديتم
“Wahai orang-orang yang beriman perhatikanlah dirimu, orang yang sesat tidak akan membahayakanmu jika kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-Maa’idah: 105)
Dan mendapat petunjuk hanya dengan melakukan kewajiban.” (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 10. cet. Wizarah Syuun al Islamiyah)

Dan beliau juga menambahkan, “Sesungguhnya perintah dan larangan jika menimbulkan maslahat dan menghilangkan mafsadat maka harus dilihat sesuatu yang berlawanan dengannya, jika maslahat yang hilang atau kerusakan yang muncul lebih besar maka bukanlah sesuatu yang diperintahkan, bahkan sesuatu yang diharamkan apabila kerusakannya lebih banyak dari maslahatnya, akan tetapi ukuran dari maslahat dan mafsadat adalah kacamata syari’at.”

Imam Ibnu Qoyyim berkata, “Jika mengingkari kemungkaran menimbulkan sesuatu yang lebih mungkar dan di benci oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tidak boleh dilakukan, sekalipun Allah membenci pelaku kemungkaran dan mengutuknya.” (I’laamul Muwaqqi’iin, 3/4)

Oleh karena itu perlu dipahami dan diperhatikan empat tingkatan kemungkaran dalam bernahi mungkar berikut ini:
Hilangnya kemungkaran secara total dan digantikan oleh kebaikan.
Berkurangnya kemungkaran, sekalipun tidak tuntas secara keseluruhan.
Digantikan oleh kemungkaran yang serupa.
Digantikan oleh kemungkaran yang lebih besar.
Pada tingkatan pertama dan kedua disyari’atkan untuk bernahi mungkar, tingkatan ketiga butuh ijtihad, sedangkan yang keempat terlarang dan haram melakukannya. (Lihat, ibid, dan Syarh Arba’in Nawawiyah, Syaikh Al Utsaimin, hal: 255)

165 Amal Ma'ruf dan Nahi Mungkar

(Resti Julianti)


Kita sebagai umat muslim wajib melakukan amal ma'ruf & nahi mungkar, serta saling nasehat-menasehati dg kebenaran dan kesabaran. Jadi kita tidak bisa diam saja melihat kemungkaran, namun dengan sabar terus menasehati agar orang-orang lain juga ikut berbuat baik dan benar. Tentunya dg cara berdebat yg baik sehingga tidak menyebabkan org itu menjauh. Tetapi sebelum kita menyuruh, alangkah baiknya jika kita terlebih dahulu mengamalkan kepada diri sendiri dg mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, berpuasa, dan menjalankan segala yang alloh perintahkan serta menjauhi larangannya .